"Aku rindu kamu."
"Udah, jan bikin aku tambah bad mood disini."
Mereka saling menatap. Walau jarak menghalangi, nyatanya video call masih bisa dilakukan oleh Jahesa dan Roseanne.
Gadis itu cemberut dengan Jahesa. Sebab laki - laki itu tengah sibuk menulis sesuatu di buku kecil disana.
Jahesa yang sadar tak ada satu kata pun keluar dari mulut Rose lalu berbicara. "Jangan sia - siain waktu yah. Ini lima menit lagi aku matiin."
"Eh eh aku masih rindu kamu." Rose gelagapan. Gadis itu memegang ponselnya dengan erat lalu mencari posisi yang pas di tempat tidurnya.
"Jahe."
"Hm?"
"Udah makan."
"Udah. Kamu udah belajar kan?"
Roseanne mengangguk dengan semangat. "Udah dong. Semua pr udah aku kerjain."
"Bagus deh." Jahesa mengangkat kepalanya. Ditatapnya gadis itu tengah berbaring di atas kasur dengan wajah menghadap Jahesa.
"Kamu gak kedinginan cuman pakai kaos gitu? Itu kenapa celananya pendek banget?"
Rose menatap sekelilingnya lalu tercengir singkat. "Hehehe. AC belum diperbaiki makanya aku pake kek gini.
"Kenapa gak tidur di ruangan lain aja? Kan ada AC tuh."
"Jangan!" hardik Rose cepat.
"Lah, kenapa?"
"Kamu kan pernah tidur di sini. Jadi yah, gitudeh."
Jahesa merapatkan bibirnya, berusaha tak menorehkan senyum manis di hadapan gadis itu.
"Rose?"
"Iya?" jawab Rose sembari melihat Jahesa dengan baju ala dokter yang tak ia ketahui namanya.
"Nanti kalo udah selesai magang, aku mampir kesana yah."
Roseanne mengangguk cepat. "HARUS DONG!"
"Jahesa, dokternya udah datang. Siap - siap!"
Suara di ujung sana mengalihkan fokus Jahesa. Lelaki itu lalu berbalik dan menatap wajah Rose di layar ponselnya. "Aku pergi dulu yah."
"Cium dulu."
Lelaki itu memutar bola matanya malas. Ia lalu memberikan kecupan dekat layar ponsel itu.
Ingin sekali ia menangis,
cowok seganteng gini,
ngelakuin hal bucin kek
begini.Serius, untung ga ada yang liat.
[jomblo menangis dalam diam]
tut..tut...
Panggilan video lalu dimatikan oleh Jahesa. Roseanne di seberang sana tersenyum tipis.
Gadis itu lalu mematikan ponselnya dan bersiap untuk mencuci tangan serta melakukan skincare pada wajahnya.
"Rose! Ada tamu!"
Ucapan ayah Rose membuat gadis itu harus keluar dari kamarnya.
Ia sempat mengganti celananya dan memakai jaket kebesaran pada tubuhnya.
Masih mengingat nasihat Jahesa
beberapa saat lalu.Gadis itu menuruni tangga hingga akhirnya bertemu ayahnya. "Kenapa ayah?"
"Ada tamu khusus ketemu kamu. Kamu keluar ke teras gih."
Roseanne mengangguk malas. Ia mengikuti perintah ayahnya.
Lalu didapatinya seorang lelaki tengah memegang sebuah buket bunga mawar di tangannya.
Lelaki itu tersenyum manis di hadapan Rose. "Roseanne-"
"Jangan manggil nama gue. Kita gak akrab. Dan plis-"
"-Candra, gue tuh alergi bunga mawar. Lo ga usah sok tahu tentang gue!"
Candra tetap mempertahankan senyumnya. Ia lalu menatap Roseanne yang kesal itu. "Lo jadi begini karena tuh orang?"
"Orang yang mana?"
"Yang boncengin lo waktu itu."
Roseanne mengangguk cepat. "Iya. Emang kenapa. Dia itu-"
"-pacar gue. Namanya Jahesa dan dia mahasiswa jurusan kedokteran."
-----
kalo kata salah satu pembaca sih, sepertinya arga menderita uwuphobia.
kalo kamu?salam 3002,
arga
KAMU SEDANG MEMBACA
Dead Man's Feeling ✓
General FictionDia Roseanne Wiyana. Gadis yang setia menemani malam si mahasiswa amburadul. ©biangpenat, 2020