Nih, aku update lagi.
Pada seneng nggak? Jangan lupa senengnya bagi-bagi😂
Colok bintangnya, yak!"Gue kasih lo kesempatan buat bikin gue suka sama lo bukan buat bikin lo bisa nidurin gue lagi!"
Kata-kata Joana berhasil menyadarkan Jeffrey. Cowok itu langsung berdiri dan menjaga jarak dari Joana. Ekspresinya keliatan merasa bersalah terhadap Joana. Sementara Joana sudah duduk tegap sambil merapikan pakaiannya yang berantakan.
"Maaf, Jo. Aku nggak maksud--"
"Kali ini aja gue maafin," ucap Joana dengan nada datar.
Lalu, Jeffrey mengulas senyum manis berikut pipi bolong andalannya.
Takut terhipnotis sama senyuman Jeffrey cewek itupun mengalihkan pandangannya. Memilih memperhatikan apartemen Jeffrey yang cuma diterangi cahaya temaram.
Sampai akhirnya Jeffrey beranjak menyalakan lampu utama."Kenapa nggak dinyalain dari tadi?" tanya Joana heran.
"Nggak apa-apa. Udah kebiasaan aja," jawab Jeffrey masih di posisi berdiri.
"Mau minum dulu? Teh? Kopi? Jus?" tawar Jeffrey.
Hampir aja Joana tersenyum karena cara Jeffrey menawarkan minum persis seperti tukang warkop. Tapi beruntung Joana bisa menyembunyikan senyumnya.
"Teh aja," ucap Joana.
Jeffrey pun meluncur ke dapur untuk membuat teh hangat.
Senyumnya nggak juga pudar bahkan setelah sekarang sudah kembali ke ruang tamu dengan dua cangkir teh.Dengan gerakan pelan Jeffrey meletakkan teh tersebut di depan Joana. Joana yang semula sibuk dengan ponselnya pun langsung menengadah. Mendapati Jeffrey yang duduk di sampingnya.
"Thanks," kata Joana.
Jeffrey menjawabnya dengan senyum tipis.
Joana meraih cangkir teh lalu meminumnya sedikit. Hawa hangat pun langsung menjalari seluruh tubuhnya.
"Makasih, Jo," ucap Jeffrey tiba-tiba.
"Buat apa?" tanya Joana tanpa menatap Jeffrey.
"Buat kesempatan yang kamu kasih," jawab Jeffrey.
Cewek itu meletakkan cangkirnya di atas meja. Lalu wajahnya berpaling ke arah Jeffrey. Sebelah alisnya terangkat bersama ekspresi menantang yang entah kenapa justru membuat Jeffrey gemas.
"Jangan bilang makasih dulu. Emang lo udah yakin bakal bisa bikin gue suka sama lo?"
"Aku yakin pake banget."
Joana terkekeh ringan. "Jangan terlalu pede, Jeff. Nggak ada jaminan gue bakal suka sama lo."
"Dan nggak ada jaminan juga kalo kamu nggak bakal suka sama aku."
Kali ini Joana diam. Agak tersudut dengan kata-kata Jeffrey. Beruntung saat itu juga ponselnya berdering dan menyelamatkannya dari rasa kesal.
Joana memeriksa ponselnya. Lalu, mengangkat panggilan dari sosok yang beberapa minggu ini jarang menghubunginya.
"Halo, Juna?"
Radar dalam kepala Jeffrey seolah menyala. Waspada ketika nama Juna disebut oleh Joana.
"Di rumah? Ya, udah masuk aja. Kuncinya ada di tempat biasa."
" .... "
"Hmm. Nggak usah nunggu."
Telepon diakhiri lalu Joana memasukkan ponselnya ke dalam tas. Cewek itu berdiri dan siap meninggalkan apartemen Jeffrey berikut pemiliknya.
"Pulang sekarang?" tanya Jeffrey sambil ikut berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Days With J
FanfictionJoana tidak akan menikah. Joana akan menghabiskan seumur hidupnya dengan melajang. Tapi insiden malam itu malah membuat Joana terjebak dengan Jeffrey, laki-laki yang terobsesi ingin menjadikannya pasangan hidup. Joana sudah menolak Jeffrey tapi Jeff...