10

6.5K 631 27
                                    


"Pak Sean .... "

Wajah Joana merah padam sampai ke telinganya. Mulutnya ingin bicara sesuatu tapi nggak menemukan kata-kata yang tepat. Apalagi waktu liat wajah Sean yang keliatan masam dan nggak bersahabat. Kalau sudah begini Joana semakin bingung.

"Pagi, Sean," sapa Jeffrey dengan santai.

Perilaku Jeffrey sukses membuat Joana makin kesal. Seandainya aja di sana nggak ada Sean pasti sudah dari tadi Joana menyumpahi Jeffrey.

"Saya tunggu di ruangan saya," kata Sean lalu beranjak meninggalkan Joana bersama Jeffery.

Sepeninggal Sean bahu Joana langsung merosot. Menunjukkan betapa besar putus asa dan ketakutan yang dia rasakan. Bayangkan aja diwaktu sepagi ini Joana bukannya memulai aktivitas bekerja tapi malah terpergok sedang ciuman di basement kantor. Parahnya yang memergokinya adalah Sean, bosnya sendiri.

"Ck!" decak Joana.

"It's okay. Aku bantu jelasin ke Sean," bisik Jeffrey sambil memeluk pinggang Joana.

Dengan gerakan cepat Joana menyentak tangan Jeffrey. Matanya melayangkan tatapan tajam bak belatinya.

"Nggak usah sentuh-sentuh gue, sialan," desis Joana.

Lalu Joana beranjak menuju lift basement. Cewek itu mengabaikan Jeffrey yang jalan di sampingnya sambil memasang senyum setan. Senyum yang membuat Joana pengin merontokkan gigi-gigi cowok itu. Sialan memang.

Kini, Joana dan Jeffrey sudah berada di depan ruangan Sean. Joana diam di depan pintu. Niatnya mau mengumpulkan keberanian sebelum diadili Sean. Sedangkan Jeffrey masih betah memasang ekspresi santainya.

Saat Joana akan meraih gagang pintu tiba-tiba aja ponselnya berdering. Ada panggilan masuk dari Ten.

"Ck! Lo duluan aja," kata Joana sambil menyingkir dari depan pintu.

"Oke," jawab Jeffrey kemudian masuk ke ruangan Sean.

Setelah Jeffrey masuk Joana menjauh dari ruangan Sean untuk menerima telepon dari Ten.

"Kenapa?"

*****

"Silakan duduk!"

Dua orang itu duduk berhadapan di sofa yang terdapat di ruang kerja Sean. Di atas meja sudah tersedia dua cangkir teh hangat.

"Jadi ... bisa kamu jelasin soal apa yang tadi saya liat?"

Sean memulai pembicaraan mengenai insiden yang beberapa menit lalu dia saksikan. Sean benci waktu harus mencampuri urusan orang lain. Tapi karena ini ada hubungannya dengan Joana entah kenapa Sean jadi tak keberatan untuk ikut campur.

"Kenapa gue harus jelasin ke elo? Bukannya itu privasi--"

"Saya jauh lebih mengenal Joana, Jeff. Nggak mungkin Joana melakukan hal seperti itu di lingkungan kerja. Dan yang lebih penting ... nggak mungkin Joana mau menjalin hubungan dengan kamu," jelas Sean.

Sean dan Joana sudah saling kenal sejak bangku SMA. Dulu Sean adalah kakak kelas yang sering membantu Joana. Walaupun hubungan mereka cuma sekedar kakak dan adik kelas tapi Sean sudah cukup kenal dengan Joana. Sean tau hal apa aja yang udah terjadi di kehidupan cewek itu. Sean juga tau alasan Joana nggak mau menjalin hubungan sama cowok manapun apalagi sampai menikah.

"Nggak usah sok deket sama Joana. Lo cuma bosnya," ujar Jeffrey.

"Saya memang cuma bosnya. Tapi ... sebelum jadi bosnya saya sudah lebih dulu jadi orang yang penting buat Joana," sahut Sean nggak mau kalah.

30 Days With JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang