42

3.7K 425 12
                                    

Malam ini double up, ya.


Malam sudah semakin larut. Sepi pun kian pekat melingkupi. Namun nyatanya Joana belum juga punya niat untuk menyudahi aktivitasnya dan bergegas tidur.

Pukul 12 malam cewek itu masih sibuk dengan laptop di depannya. Di sisi kanan laptopnya terdapat satu cangkir kopi yang tinggal sisa setengah.

Malam ini Joana memang berniat menyelesaikan pekerjaannya. Dia bertekad untuk menyelesaikan rancangan konsep iklannya karena besok harus ia diskusikan dengan Sean. Kalau nggak ada masalah dari Sean, maka tinggal memberitahu rekan-rekan divisinya.

Kalau soal pekerjaan Joana memang nggak bisa untuk nggak ambisius. Entahlah. Rasanya perasaannya jadi nggak tenang saat dia santai-santai sementara pekerjaannya menumpuk. Ya, sekalipun deadline-nya masih lama.

Ting

Bunyi notifikasi pesan masuk membuat perhatian Joana teralihkan. Kini, ia sudah memeriksa ponselnya yang semula berada di samping cangkir kopinya.
Ternyata ada pesan masuk dari bosnya yang sudah pasti itu membahas soal pekerjaan.

Jo, bisa kamu kirim mentahan konsep yang untuk LN Cosmetics?

Bosnya itu memang ajaib. Proyek iklan untuk LN Cosmetics masih cukup lama tapi dia sudah dimintai mentahan konsep sejak sekarang. Mengesankan, bukan? Ya, benar. Kalau Joana ambisius, maka Sean lebih ambisius lagi. Jadi Joana nggak bisa heran. Lagipula ini sudah kali kesekian ia mendapati sikap ambisius Sean.

Akhirnya Joana kembali mengotak-atik laptopnya dan mengirimkan mentahan konsep iklan LN Cosmetics ke alamat email Sean. Setelah terkirim cewek itu beralih menyandarkan punggungnya pada board kursinya. Berniat sedikit menyamankan posisi duduknya.

Joana kembali meraih ponselnya dan mengkonfirmasikan email-nya pada Sean.

Sudah saya kirim, Kak.

Oke. Makasih, Jo.

Setelah mengkonfirmasi email-nya pada Sean cewek itu nggak segera meninggalkan aplikasi WhatsApp dan kembali pada layar komputernya. Justru sekarang dia malah menekan kontak yang sengaja dipaku hingga berada di urutan paling atas. Bukan. Bukan Joana yang memaku kontak itu melainkan pemiliknya sendiri. Konyol, kan?

Sebias senyum tipis terbit begitu benaknya mengingat berbagai perilaku random dari kekasihnya itu.
Meskipun sering bertingkah random tapi Joana nggak memungkiri kalau hal itu justru membuat Joana jadi terhibur. Bahkan cuma dengan mengingatnya seperti sekarang ini ia sudah bisa tersenyum.

Kepala Joana tergeleng pelan guna mengusir bayangan Jeffrey di benaknya. Ia pun kembali pada niat awal, yaitu mengecek room chat-nya bersama Jeffrey.

"Loh? Masih online? Jam segini?"

Joana menatap lamat informasi status online pada kontak Jeffrey. Sekedar memastikan dia salah lihat atau nggak. Dan ternyata dia nggak salah lihat karena sekarang satu pesan dari lelaki itu sudah menghias room chat mereka.

Kenapa beluk tidur?

Tanpa menunggu lama Joana pun membalas pesan dari Jeffrey.

Masih ada kerjaan. Kamu sendiri kenapa belum tidur?

Sama. Tapi tadi.

Maksudnya?

Buka jendela kamu sekarang, deh.

30 Days With JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang