35

4K 453 110
                                    


Komen lebih dari 70 janji bakal double up! Suwer deh!
😁😁😁

"Nana!!"

Lelaki itu terus memanggil Joana namun nggak sekalipun Joana berhenti melangkah atau sekedar menoleh pada si pemanggil. Karena kini cewek itu sibuk mencari keberadaan Zia di setiap ruangan yang ada di lantai 4.

Demi apapun sekarang Joana sangat marah pada Jeffrey juga pada sekretaris sialan itu. Ah, ralat maksudnya pacar Jeffrey.

"Nana, dengerin aku dulu!!"

Jeffrey berhasil menahan tangan Joana. Membuat cewek itu terpaksa menghentikan langkahnya pun melemparkan tatapan penuh amarahnya pada Jeffrey.

"Na, aku berani sumpah Syeila itu bukan pacar aku," ucap Jeffrey putus asa.

"Emangnya gue perduli? Terserah lo mau pacaran atau nggak pacaran sama dia," desis Joana lalu menghempaskan tangan Jeffrey dan kembali mencari keberadaan Zia.

Dari sini akhirnya Jeffrey tau kalau Joana nggak bisa diganggu ketika marah. Joana juga nggak bisa mendengarkan penjelasannya saat sedang seperti ini. Jadi, rasanya percuma aja kalau dia bersikeras menjelaskan perihal hubungannya dengan Syeila.
Pada akhirnya Jeffrey memilih membantu Joana mencari Zia.

Setelah beberapa lama berkeliling lantai 4 akhirnya cewek itu berhasil menemukan Zia. Gadis cilik itu terduduk di sudut ruangan yang sepertinya dikhususkan untuk tempat istirahat.

"Zia!!" seru Joana lalu menghampiri Zia.

Tangis gadis cilik itu pecah dalam pelukan Joana. Sejenak membuat Joana merasa bersalah karena sudah lalai menjaga putri kesayangan bosnya itu.

Joana memeluk Zia dengan erat sementara Jeffrey mengelus rambut Zia. Mencoba menenangkan Zia yang sepertinya masih cukup ketakutan karena sempat nggak menemukan Joana.

"Tante ke mana aja?" tanya Zia disela-sela isak tangisnya.

Perlahan Joana mengurai pelukannya. Jari-jari lentiknya mengusap air mata di sekitar wajah Zia. Lalu, bibirnya mengulas senyum menenangkan. Berbanding terbalik dengan saat bicara dengan Jeffrey beberapa saat yang lalu.

"Tante nggak ke mana-mana, sayang. Jangan sedih lagi, ya," tutur Joana.

"Zia takut, Tante," lirih Zia.

"Nggak usah takut. Kan sekarang ada Tante di sini," ucap Joana berusaha menenangkan Zia.

Kemudian cewek itu menggendong Zia dan langsung berhadapan dengan Jeffrey yang sejak tadi diam di belakangnya.

"Na biar aku ...."

Kalimat Jeffrey nggak sampai selesai. Tentunya karena Joana yang melewati Jeffrey begitu aja. Dia bahkan nggak mau repot-repot membalas tatapan Jeffrey. Dia cuma terus berjalan menyusuri koridor lantai 4 dan akhirnya masuk ke dalam lift.

"Tante marah sama Zia?" tanya Zia kala sudah turun dari lift.

Joana berusaha memudarkan raut kaku dan dinginnya karena baru sadar kalau sikapnya itu telah membuat Zia takut.

"Enggak. Tante nggak marah kok," jawab Joana sambil tersenyum manis.

"Kalo gitu Tante marah sama om J?" tanya Zia masih penasaran.

"Tante nggak marah sama siapa-siapa, sayang," jelas Joana seraya mendudukkan Zia di kursi belakang mobil Sean.

Detik berikutnya Joana melajukan mobil BMW X5 itu dan meninggalkan kantor Jeffrey dengan perasaan yang sama sekali nggak baik-baik aja.

30 Days With JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang