Hari ini Joana akhirnya pulang setelah 5 hari dirawat di rumah sakit. Keadaannya sudah benar-benar sehat dan pulih seperti sedia kala. Tapi tetap aja dia nggak boleh kerja terlalu keras dulu.Selama sisa hari dia dirawat di rumah sakit nggak ada satupun yang datang dan menemaninya selain mama dan adiknya. Jeffrey dan Ten nggak pernah datang lagi sejak perdebatan sore itu. Mereka juga nggak menghubungi Joana sama sekali. Sama halnya dengan Sean yang pergi setelah hampir membuat Zia menangis.
Aneh. Joana sempat gelisah karena tiga orang yang dikenalnya mendadak hilang bak ditelan bumi terutama Ten. Cowok itu biasanya akan mengabari Joana hampir setiap detik dalam sehari tapi sejak sore itu Joana nggak pernah menerima satupun pesan singkat dari Ten. Joana sempat menghubungi Ten tapi nggak diangkat. Dan itu membuat Joana jadi makin gelisah sekaligus penasaran. Sebenarnya apa yang terjadi pada mereka bertiga? Apa yang terjadi pada Ten?
"Kak?"
Pandangan Joana teralihkan. Ia sedikit menggelengkan wajahnya ketika sudah mendapati keberadaan Juna di sampingnya. Cowok beralis tebal itu baru aja menyelesaikan administrasi perawatan Joana.
"Udah?" tanya Joana.
"Udah. Yuk!" ajak Juna seraya mengulurkan tangannya.
Tanpa banyak bicara Joana langsung menyambut tangan Juna. Mereka pun pergi meninggalkan rumah sakit menggunakan mobil Joana.
"Sementara Kakak pulang ke rumah mama, ya?" bujuk Juna. Kini cowok itu sudah melajukan mobilnya menyusuri jalanan kota Jakarta.
"Hmm."
Detik selanjutnya Joana larut dalam keterdiaman. Ia lebih memilih memalingkan wajah keluar jendela daripada mengobrol dengan Juna. Padahal biasanya saat sudah berdua dengan Juna pasti ada aja yang akan ia obrolkan dengan adiknya itu.
"Kakak ada masalah?"
Akhirnya Juna memberanikan diri bertanya setelah hampir setengah perjalanan dihabiskan dengan saling diam.
Joana melirik Juna sekilas. Ia pun berkata, "Nggak ada."
"Ya, udah. Nanti kalo Kakak butuh temen cerita bilang aja," tutur Juna kemudian kembali fokus menyetir mobil sang Kakak.
30 menit kemudian mereka akhirnya sampai di kediaman Nilam, mama Joana dan Juna. Juna turun dari mobil diikuti oleh Joana. Cowok itu masuk ke dalam rumah lebih dulu sambil menenteng tas sedang berisi perlengkapan Joana selama dirawat di rumah sakit.
Di pintu ruang tengah sudah ada Nilam yang menyambut Joana dengan pelukan lembutnya.
"Welcome home, anak Mama," ucap Nilam dengan nada lembut.
"Thank you, Ma," jawab Joana sambil membalas pelukan Nilam.
Keduanya saling melepas pelukan lalu duduk di sofa ruang tengah. Nggak lama Juna turun dari lantai dua. Sepertinya Juna baru selesai meletakkan barang-barang Joana di kamar Joana yang sudah lama nggak dihuni pemiliknya itu.
"Ma, Kak, aku ke kampus dulu. Ada kelas siang," ucap Juna kemudian mencium punggung tangan Nilam serta mengecup kening Joana sekilas.
"Hati-hati!" seru Nilam.
Juna membalasnya dengan lambaian tangan. Setelahnya cowok itu benar-benar pergi. Meninggalkan Joana bersama Nilam di dalam rumah minimalis mereka.
"Gimana, sayang? Udah baikan?" tanya Nilam. Tangannya tengah menyisir helaian rambut panjang Joana yang menjuntai dan sedikit menghalangi wajah ayunya.
Joana tersenyum tipis pun kembali meringsak masuk ke dalam pelukan Nilam.
"Aku baik-baik aja, Ma. Mama nggak perlu khawatir."
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Days With J
FanfictionJoana tidak akan menikah. Joana akan menghabiskan seumur hidupnya dengan melajang. Tapi insiden malam itu malah membuat Joana terjebak dengan Jeffrey, laki-laki yang terobsesi ingin menjadikannya pasangan hidup. Joana sudah menolak Jeffrey tapi Jeff...