Jangan lupa spam komen ya kawan-kawan.
Sekalian follow ig-ku: imeltiana01
😀😀😀Sudah lebih dari satu jam Joana berdiri di depan jendela ruang rawatnya. Mata sayunya menatap hampa pada pemandangan luar rumah sakit. Namun otaknya berkelana jauh memikirkan segala kemalangan yang telah menimpanya.
Saat ini Joana benar-benar lelah. Yang ingin dia lakukan hanya beristirahat dari kehidupannya, dari dunia yang nggak pernah membiarkannya bahagia ini. Singkatnya Joana ingin menyerah pada hidupnya. Setiap detik dia selalu berpikir untuk memotong nadinya sendiri. Tapi pikiran itu selalu sirna cuma karena bayangan wajah Juna yang selalu memenuhi pikirannya. Joana bisa saja egois dan mengakhiri hidupnya. Tapi Joana memutuskan untuk nggak melakukannya karena dia sangat sadar tindakan itu cuma akan meninggalkan luka untuk Juna.
"Permisi!"
Lamunan Joana terpecah kala sebuah suara menyeruak masuk ke dalam rungunya. Ia pun berbalik dan mendapati sesosok perempuan yang nggak pernah dia harapkan kedatangannya.
"Mau apa?"
Perempuan itu tersenyum dan duduk di sofa. Melihat hal itu Joana pun berpindah berdiri di depan perempuan yang menyandang gelar sebagai cinta pertama dari Jeffrey Wilsen itu.
"Aku nggak akan basa-basi," kata Revi terdengar culas.
Joana diam dan membiarkan Revi melanjutkan ucapannya.
"Tolong jangan ganggu Jeffrey lagi. Jangan berpikir untuk membawa Jeffrey kembali sama kamu. Karena dia sudah punya kehidupan sendiri. Dia sudah punya aku dan ... calon anak kami."
Tubuh Joana menegang sempurna. Wajahnya berubah pucat pasi. Tentu semua karena pernyataan Revi yang sejujurnya sulit untuk ia terima itu. Walau sejak awal dia tau hubungan Jeffrey dan Revi namun Joana nggak pernah menyangka Jeffrey akan sampai sejauh itu.
"Anak ini butuh ayahnya. Jadi aku harap kamu nggak akan ambil ayahnya," lanjut Revi.
Susah payah Joana berusaha mengontrol emosinya. Kesal, sedih, kecewa dan hancur yang ia rasakan mati-matian ia tahan. Sudah cukup dia diperlakukan seperti ini. Sudah cukup dia dibohongi dan dikhianati oleh Jeffrey. Yang tersisa sekarang cuma tinggal harga dirinya. Jadi Joana nggak akan membiarkan harga dirinya ikut direnggut oleh perempuan nggak tau diri ini.
Senyuman culas terpatri di bibir Joana. Lalu, dia bersedekap dada.
"Saya nggak pernah berniat mengambil Jeffrey dari kamu atau dari anak kamu. Jeffrey sendiri yang selalu mendatangi saya dan mengemis maaf dari saya," ujar Joana percaya diri.
"Karena itu mulai sekarang kamu bisa kan maafin dia dan suruh dia berhenti datang? Udah cukup Jeffrey merasa bersalah--"
"Dia lakuin hal itu bukan cuma karena merasa bersalah tapi ...." Joana melangkahkan kakinya dan berhenti tepat di depan Revi. Wajahnya mendekat pada telinga Revi. Lalu, dia berbisik, " ... dia lakuin semua itu karena dia nggak mau kehilangan saya."
Revi mendorong tubuh Joana dengan gerakan gusar. Sepertinya cewek itu cukup terprovokasi dengan kata-kata Joana.
"Tapi ... karena saya orang yang baik saya nggak akan nerima dia. Kalo saya nerima dia lagi pasti ... kamu akan jadi orang tua tunggal, kan? Ya, walaupun saya nggak yakin itu beneran anak Jeffrey atau bukan."
"Tutup mulut kamu!!"
Bahu Joana terangkat acuh nggak acuh. Kemudian dia beralih duduk di atas sofa. Pandangannya masih tertuju pada Revi yang berdiri goyah di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Days With J
FanfictionJoana tidak akan menikah. Joana akan menghabiskan seumur hidupnya dengan melajang. Tapi insiden malam itu malah membuat Joana terjebak dengan Jeffrey, laki-laki yang terobsesi ingin menjadikannya pasangan hidup. Joana sudah menolak Jeffrey tapi Jeff...