Seperti biasa komen lebih dari 90 janji bakal double up! 😚😚😚
Akibat janjinya pada Jeffrey tadi siang alhasil sekarang Joana harus mampir super market dulu sebelum pulang. Kini, cewek itu sudah berjalan menyusuri setiap sisi supermarket sambil mendorong troli.
Saat tiba di rak bumbu dapur cewek itu berhenti. Meraih beberapa bumbu dan membaca beberapa hal penting yang tertera dalam kemasannya. Setelah merasa cukup yakin ia pun memasukkan bumbu tersebut ke dalam troli.
Perjalanannya kembali berlanjut ke beberapa rak kebutuhan lainnya. Karena Joana jarang punya waktu untuk belanja akhirnya ia putuskan untuk sekalian belanja bulanan. Jadilah sore ini trolinya penuh dengan kebutuhannya sebulan ke depan di samping bumbu dan bahan untuk memasak makanan kesukaan Jeffrey.
Sekita 45 menit Joana berkeliling dan berpindah dari satu sisi ke sisi lain, dari satu rak ke rak lain. Hingga kini trolinya sudah dipenuhi oleh berbagai kebutuhannya. Kecuali satu yang belum ada dalam troli, yaitu ikan kakap.
Tenang. Untuk bahan utama itu Joana sudah membelinya kemarin. Ya, memang niatnya untuk memasak makanan kesukaan Jeffrey sudah ada sejak kemarin."Sabun, sampo, pasta gigi .... " Joana bergumam mengecek barang belanjaannya sambil jalan menuju kasir.
Namun tiba-tiba konsentrasinya buyar oleh getar ponselnya yang ada di saku blazer. Dengan segera Joana memeriksa ponselnya. Nama Jeffrey sudah terpampang di sana.
"Kenapa, Jeff?"
"Di mana? Kata Sean kamu udah pulang. Udah sampe rumah?"
"Belum. Ini lagi di supermarket."
"Ngapain?"
Kalau aja sekarang Joana nggak lagi di tempat umum pasti bibirnya sudah merapalkan umpatan nan indah untuk menanggapi pertanyaan Jeffrey. Tapi karena sekarang dia sedang di supermarket yang mana banyak pasang mata dan telinga di sini jadi Joana cuma bisa menahan diri. Berusaha bersabar menghadapi Jeffrey yang kadang-kadang kelewat polos. Ah, sebenarnya Joana juga nggak tau lelaki itu polos atau bodoh?
Ya, pasti bodohlah. Kalo polos mana mungkin dulu dia berani unboxing gue. Tutur Joana dalam hati.
"Nana?"
"Hah? Iya?"
"Aku nanya kamu ngapain ke supermarket?"
"Ck! Mandiin Kevin."
"Hah? Serius? Kamu udah ketemu Kevin?"
Sumpah! Punya pacar modelan Jeffrey itu rasanya seperti naik roller coaster. Kadang membuatnya merasa beruntung, gemas, kesal dan sekarang frustasi karena kebodohan lelaki itu.
Joana menjauhkan ponselnya dari telinganya. Ia membuat gerakan seakan siap menghancurkan layar ponsel mahalnya itu. Ah, ngomong-ngomong ponselnya kan juga pemberian dari Jeffrey.
"Nana?"
Napas Joana tertarik lalu dihembuskan pelan. Kemudian dia kembali mendekatkan ponselnya ke telinga.
"Jeff, udah dulu, ya. Aku mau lanjut belanja."
"Kamu belanja? Tadi katanya mandiin Kevin."
"Tolol!!"
"Hehh!! Mulutnya!!"
"Ya, abisnya kamu. Di mana-mana itu orang ke supermarket ya belanja. Pake nanya lagi."
Bukannya marah karena sudah dikatai tolol Jeffrey justru terkekeh di seberang telepon.
Membuat Joana jadi semakin nggak paham akan maksud lelaki itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
30 Days With J
FanfictionJoana tidak akan menikah. Joana akan menghabiskan seumur hidupnya dengan melajang. Tapi insiden malam itu malah membuat Joana terjebak dengan Jeffrey, laki-laki yang terobsesi ingin menjadikannya pasangan hidup. Joana sudah menolak Jeffrey tapi Jeff...