50

4.3K 407 362
                                    

Pokoknya kalo kalian rajin spam komen pasti aku bakal double up!!
😚😚😚


Mobil Pajero putih itu terlihat memasuki area apartemen Raffles Residence. Salah satu kawasan apartemen mewah dan mahal yang ada di Jakarta.

Pedal gas terus terinjak membawa mobil mewah itu memasuki basement apartemen. Nggak lama mobil itu berhenti. Pemiliknya pun turun dari mobil dan bergegas menuju lift.

Baru saja memasuki lift ponselnya sudah berdenting. Menampilkan nama Raffles R.

Saat itu juga ia terkekeh miris. Sadar akan betapa konyol dirinya sekarang. Terlalu konyol sampai-sampai dia harus mengubah nama itu setiap saat.

Raffles R

Kok lama?
Masih di mana?

Jeffrey membiarkan pesan itu. Nggak berniat membalasnya walau ia yakin kini orang yang mengirimkan pesan padanya itu pasti sudah uring-uringan. Kini yang dia lakukan hanya membuka opsi edit kontak lalu mengubah nama tersebut.

Revi.

Harusnya Jeffrey terus menggunakan nama itu. Tapi anehnya setiap saat akan bertemu Joana nama itu selalu ia ubah. Walau dia tau Joana bukan tipe cewek yang suka memeriksa ponsel kekasihnya sendiri. Jeffrey melakukan itu hanya untuk meminimalisir rasa khawatirnya akan kemungkinan Joana mengetahui sesuatu yang kini tengah dia lakukan. Sesuatu yang mungkin nggak akan termaafkan.

Ting

Lift berhenti dan lelaki itupun keluar. Ia menjejakkan kakinya menyusuri koridor apartemen hingga akhirnya sampai di depan pintu dengan nomor unit 1105. Tangan kanannya terangkat lalu memasukkan kode apartemen. Terlihat jelas kalau dia nggak cuma sekali dua kali datang ke unit apartemen itu. Ah, mungkin hampir setiap hari sejak ia tau pemilik apartemen itu kembali ke Jakarta setelah lebih dari 6 tahun menetap di Berlin.

"Kok lama? Kamu telat bangun, ya?!"

Pertanyaan itu langsung menodong Jeffrey begitu kakinya berpijak di dalam apartemen bernuansa putih gading tersebut. Jeffrey nggak segera menjawab pertanyaan cewek bernama Revi itu. Dia cuma tersenyum lalu merentangkan dua tangannya. Meminta cewek itu agar masuk ke dalam pelukannya.

"Ck! Dasar nyebelin," gumam Revi sambil membalas pelukan Jeffrey.

Cewek itu sedikit mengendus bau tubuh Jeffrey. Lalu, matanya memicing. Pertanda indera penciumannya menemukan bau yang asing dari tubuh kekasihnya itu.

"Kok ... parfum kamu ...," ucap Revi ragu-ragu.

"Hmm?"

Jeffrey menundukkan wajahnya untuk melihat Revi. "Parfum aku kenapa?" tanya Jeffrey.

"Kamu abis ketemu Wira? Wangi parfumnya Wira nempel di baju kamu semua," tutur Revi.

Pertanyaan Revi masih belum Jeffrey jawab. Tentu saja karena seabrek kekhawatiran yang kini mendadak menyerangnya. Wira? Ah, benar. Bau parfum Joana dan Wira memang agak mirip. Bedanya hanya parfum Joana sedikit lebih kuat dibanding parfum Wira yang punya selera aroma-aroma lembut.

Revi menarik Jeffrey menuju ruang santai apartemennya. Cewek itu mengajak Jeffrey duduk di sofa ruangan itu. Lalu, dia juga duduk sambil merangkul pinggang lelaki itu dari samping.

"Aku kangen," ujar Revi tiba-tiba.

"Tiap hari ketemu. Masih kangen aja?" tanya Jeffrey disertai kekehan ringan.

"Ck! Kita 6 tahun nggak ketemu, Jeff. Wajar dong kalo aku kangen sama kamu," jelas Revi nggak mau dibantah.

Benar. Sudah 6 tahun mereka nggak bertemu. Sejak saat keduanya lulus SMA dan Revi mendadak memutuskan Jeffrey lalu pergi ke Berlin. Sejak saat itu nggak ada lagi komunikasi antara Jeffrey dan Revi. Revi seolah hilang ditelan bumi meski Jeffrey tau cewek itu baik-baik saja dan hidup bahagia di Berlin bersama orang tuanya.

30 Days With JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang