32

4.3K 488 21
                                    

Entah mahkluk planet mana yang kini mengusik tidur lelapnya. Yang jelas kini ia ingin sekali menendang wajah si mahkluk itu.

Joana ingat semalam dia baru tidur pukul 2 dini hari. Bahkan kini saat tubuhnya diguncang pelan matanya tetap terpejam rapat. Terlalu berat untuk terbuka karena kadar kantuknya yang belum berkurang sedikitpun.

"Hmm ...."

Cewek itu cuma bergumam pelan ketika lagi-lagi tubuhnya diguncang.

"Bangun, Na. Udah siang."

Masih setengah sadar namun perlahan Joana tau siapa pemilik suara itu. Suara itu membuat Joana lekas membuka matanya walau kemudian perih menyapa matanya.

"Pagi!"

Ah, dia lagi. Sudah Joana duga kalau mahkluk laknat yang mengganggu waktu tidurnya itu nggak lain adalah Jeffrey Wilsen. Jeffrey sialan memang.

"Ck! Berisik!" dengus Joana pun menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut tebal.

"Bangun, Na. Udah jam 8," pinta Jeffrey. Ia kembali mengguncang tubuh Joana.

Tentunya nggak akan mudah membuat Joana bangun secara sukarela. Cewek itu akan menjelma jadi pemalas sejati sehabis bekerja keras tanpa henti. Dan sekarang Joana sedang ada pada opsi itu.

Nggak kehabisan akal kini, Jeffrey menyingkap selimut yang menutupi wajah cantik Joana. Jeffrey menangkup wajah Joana lalu menghujaninya dengan kecupan-kecupan ringan.

"Bangun, sayang," pinta Jeffrey.

"Berisik! Gue baru mau tidur, Jeff," ujar Joana dengan suara seraknya.

"Bangun! Ini kan weekend. Biasanya bukannya kamu bakal joging?"

Ah, benar. Biasanya waktu libur begini Joana akan joging keliling komplek. Hitung-hitung membakar lemaknya yang mungkin menumpuk dan membuat beberapa celana jinsnya jadi sesak.
Mengingat kenyataan itu akhirnya Joana bangun.

Dia bukan tipe cewek yang makan berapa banyak pun nggak akan mempengaruhi berat badannya. Dia adalah cewek yang mendapatkan kecantikannya melalui ketelatenan dan kesabaran. Jadi sekarang Joana perlu menyingkirkan rasa malas itu jauh-jauh kalau masih tetap ingin terlihat cantik.

"Nah, gitu dong!" seru Jeffrey.

"Minum," gumam Joana.

Dengan sigap Jeffrey langsung memberikan segelas air mineral yang diambilnya dari atas nakas.
Tanpa protes Joana meminum air tersebut hingga tandas. Kemudian matanya terbuka lebar walau rasa kantuk masih menggelayutinya.

"Gimana? Hari ini mau joging?" tanya Jeffrey.

"Kalo iya kenapa? Kalo enggak juga kenapa?" balas Joana dengan pertanyaan pula.

"Ya, kalo joging aku ikut. Kalo nggak joging aku juga ikut," tutur Jeffrey.

Cowok itu tersenyum manis dan sekali lagi memperlihatkan lesung pipinya yang menawan. Lesung pipi yang kini membuat tangan Joana tergerak untuk menyentuh dan menekannya pelan.

"Asli," gumam Joana masih sambil menekan-nekan lesung pipi Joana.

Jeffrey terkekeh lalu meraih tangan Joana. Membuat Joana reflek ingin menurunkan tangannya namun berhasil dicegah oleh Jeffrey.

"Kenapa, sih, Na?" tanya Jeffrey.

"Ck! Udah berapa kali gue bilang? Berhenti panggil gue Nana! Gue nggak suka!" pinta Joana dengan nada penuh kekesalan.

"Tapi aku suka," bantah Jeffrey.

"Tapi--"

"Udah. Mending sekarang kamu mandi terus kita joging sama-sama."

30 Days With JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang