38

4K 462 116
                                    


Komen lebih dari 80 janji bakal double up!!! Mwuehehe.
😁😁😁

Cantik. Saat melihat Joana orang-orang selalu berkata cantik. Mereka selalu bilang bahwa Joana cantik. Bukan cuma karena make up yang cewek itu gunakan tapi juga karena pada dasarnya predikat cantik itu sudah dia dapatkan dari sejak lahir. Namun meski terbiasa dipuji cantik dan selalu percaya diri dengan penampilannya siang ini Joana justru kebingungan sendiri.

Weekend yang ia pikir akan ia gunakan untuk tidur sepanjang hari setelah semalam kerja lembur malah berakhir ia gunakan untuk memilah baju, tas, sepatu dan jenis make up yang akan ia aplikasikan. Semua itu gara-gara Jeffrey yang pagi-pagi mengabarinya kalau papa dan mamanya ingin makan siang dengannya. Gila aja! Nggak ada angin nggak ada hujan tiba-tiba Joana mendapat kabar itu. Tadi Joana juga sudah mencoba menolak dengan berbagai alasan tapi Jeffrey malah meyakinkannya kalau pertemuan ini benar-benar cuma makan siang biasa.

Alhasil sekarang di sinilah Joana. Di dalam kamar dengan berpuluh-puluh pakaian tercecer di atas kasur serta di atas lantai. Seumur-umur Joana belum pernah yang namanya sebingung ini cuma karena pakaian. Bahkan dulu saat pertama kali datang ke pesta peresmian perusahaan kolega bersama Sean Joana biasa aja.

"Ck! Kok gue jadi mendadak rempong gini, sih," gerutu Joana saat sadar akan perilakunya yang nggak biasa itu.

Padahal ia cuma akan makan siang dengan papa dan mama Jeffrey. Tapi sikap Joana sudah seperti mau makan siang dengan presiden aja.

Akhirnya Joana duduk di tepi kasur. Menghela napas panjang sambil memperhatikan pakaiannya yang tercecer. Sekaligus memikirkan mana yang cocok untuk ia pakai. Walau lagi-lagi cuma kebuntuan yang dia temukan.

Saat sedang larut dengan pikirannya tiba-tiba ponselnya bergetar. Menampilkan panggilan video dari sosok yang tadi pagi mengganggu tidur nyenyaknya itu.

Joana meraih ponselnya yang tergeletak di atas kasur. Tanpa pikir panjang ia langsung menjawab panggilan video dari Jeffrey. Lalu, wajah Jeffrey lengkap dengan senyum manisnya pun jadi hal pertama yang menyambut pandangan Joana.

 Lalu, wajah Jeffrey lengkap dengan senyum manisnya pun jadi hal pertama yang menyambut pandangan Joana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Pagi, pacar!"

Suara Jeffrey yang terdengar renyah membuat Joana harus menahan senyumnya. Dia yang tadinya ingin marah-marah dan meluapkan kekesalannya pada Jeffrey pun mendadak mengubur dalam-dalam niat itu.

"Pagi," jawab Joana agak kaku.

"Lagi ngapain? Udah sarapan? Udah mandi? Itu kamar kamu kenapa? Kok kayak berantakan gitu? Kamu nggak apa-apa, kan?"

Joana memutar bola matanya malas kala Jeffrey menghujaninya dengan rentetan pertanyaan sepanjang jalan Anyer-Panarukan. Dasar bawel. Begitulah pikir Joana.

"Nanyanya satu-satu aja, Jeff," ucap Joana.

Kemudian lelaki Wilsen itu tersenyum kian lebar. Memamerkan lesung pipinya yang menawan dan minta dikecup itu.

30 Days With JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang