"BANGUN, Ge, udah nyampe. Bisa-bisanya tidur pas lagi berangkat sekolah."
Gea menggeliat, lalu membuka kelopak matanya. "Ngantuk, Bang."
"Turun, udah nyampe nih. Sekolah yang bener lo."
Gea menyampirkan tali ranselnya di bahu, lalu membuka pintu mobil.
Shaidan melebarkan matanya saat menyadari adiknya itu tengah mengobrol dengan seorang cowok yang saat ini harus dihindari dari Gea.
Shaidan turun dari mobilnya, lalu menghampiri adiknya itu.
"Gea, ngapain malah ngobrol? Masuk!"
Gea berdecak. "Abang, apaan sih! Emangnya Gea anak TK apa harus diawasi sampe masuk ke dalam gini? Sekalian aja antar Gea sampe kelas."
Shaidan memegang pergelangan tangan Gea. "Nah, bagus itu. Ayo Abang anter."
Gea menghentakkan kakinya. "Abang!"
Shaidan mengabaikan rengekan Gea. Matanya menyipit, meneliti cowok di hadapannya.
"Lo, jauh-jauh dari adik gue."
"Lho, kenapa, Bang? Gue 'kan temannya Gea."
"Lo berbahaya." desisnya tajam.
Gea memukul lengan Shaidan. "Dimas kakak kelas Gea, Bang. Ih Abang kenapa, sih?"
"Oy, Andra!" Shaidan memanggil Andra yang baru saja tiba dengan motor ninjanya.
"Yo, Bang, apa kabar?"
Raut wajah Shaidan berubah, tak sedatar saat berbicara dengan Dimas. "Baik gue. Tapi lebih baik lagi kalo lo mau bantuin gue jagain adik gue yang bandel banget ini. Mau 'kan lo?"
"Abang!"
"Nanti dapet restu dari gue." kata Shaidan, lagi-lagi mengabaikan pekikan Gea.
"Ah gatau lah! Nyebelin lo, Bang." teriaknya, lalu pergi meninggalkan ketiga cowok yang masih berdiri di depan gerbang.
Shaidan melirik tajam kepada Dimas. "Lo, pergi sana. Gak ada urusan gue sama lo."
Meski bingung dengan sikap Shaidan, Dimas akhirnya pergi, meninggalkan Shaidan dan Andra.
Tatapan Shaidan kembali serius. "Gue minta tolong banget, jagain adik gue, ya?"
"Ada apa, sih, Bang? Kok tiba-tiba banget?"
Shaidan menghela napasnya. "Gue takut Gea kenapa-napa."
"Kenapa-napa maksudnya gimana? Lo tau sendiri, Gea bar-bar gitu, mana ada yang berani." Andra terkekeh.
Shaidan ikut terkekeh. "Bar-bar gitu yang namanya Abang pasti khawatir juga, Dra."
Shaidan menepuk pundak Andra dua kali. "Gue titip Gea. Thanks, Dra."
Andra menghela napasnya saat Shaidan sudah pergi dari hadapannya. Kalau begini caranya, bagaimana dia bisa menjauh dari Gea.
•••
"Gea."
Gea tersenyum kecil. "Oh, ha—"
"Eits, mau ngapain lo? Jangan ngajak Gea adu jotos lagi ya lo. Gak kapok-kapok masuk ruang BK ya lo pada."
Gea memandang kesal pada Andra. "Apaan, sih, lo!"
Setelah itu pandangannya beralih lagi pada Brita yang memandang Andra dengan aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEANDRA
Novela JuvenilIni tentang Gea dan Andra. Gea adik kelasnya Andra, sementara Andra kakak kelasnya Gea. Andralie Zafran, si kakak kelas tengil yang menyukai Sargea Wulandari. Punya setumpukan sepatu milik Gea, yang sayangnya hanya sebelah. Gea suka yang berbau Kor...