"Andra? Ngapain lo di sini?"
Tanpa disuruh duduk, Andra sudah lebih dulu mendudukkan dirinya di kursi kosong sebelah Gea. "Lo yang ngapain di sini? Katanya sakit, tapi kok kelayapan?"
Gea berdecak. "Suka-suka gue dong. Lah, lo sendiri ngapain di sini? Bukannya jam segini belum pulang sekolah? Wah... terciduk! Bolos ya lo?"
Andra tersenyum lebar, sambil menyomot kentang goreng yang ada di depannya. "Woh ya jelas dong! Keren 'kan gue?"
Andra sibuk nyomotin kentang goreng, Gea masih tidak berhenti mencibir Andra, sementara Revan yang tak lain adalah mantan dari Gea ini hanya bisa melongo sambil naikkin sebelah alisnya, heran kenapa bisa dia dicuekkin gini.
Tiba-tiba saja Andra mengulurkan tangannya ke arah Revan, membuat Revan berkedip heran. Melihat Revan yang tak merespon ulurannya, langsung saja Andra menarik telapak tangan Revan yang berada di atas meja.
"Kenalin, gue Andra, pacarnya Gea." kata Andra, memperkenalkan diri.
Sontak saja Gea melotot tak percaya dengan apa yang dikatakan Andra. Kemudian ia menepuk kuat punggung Andra. "Apa-apaan lo! Gue bukan pacar lo ya, seenaknya aja ngaku-ngaku pacar gue."
Andra cengengesan sambil menggaruk kepalanya, membuat Gea menggeram jengkel.
"Eh... mau kemana, Ge?" Andra menarik tangan Gea ketika gadis itu hendak berdiri.
Gea mendesis sebal. "Mau balik lah gue. Males ketemu makhluk kek lo."
Revan membelalakkan matanya. "Lah ini acara datting kita gimana, beib?"
Gea menepuk dahinya, heran. Bagaimana bisa dulu dia berpacaran dengan cowok sengklek macam Revan gini.
Andra berdiri, lalu berkacak pinggang. "Eh eleh, apaan datting-datting. Uang cuma serebo perak doang segala gegayaan."
Revan pun tak mau kalah, kemudian ia berdiri hingga tingginya sejajar dengan Andra. "Daripada lo, jomblo aja pake segala ngaku-ngaku punya pacar. Yang diakuin ayang beb gue lagi."
"Aish!" Gea menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan dua cowok di hadapannya itu.
Tak mau berlama-lama terjebak oleh dua makhluk kekurangan obat, Gea memilih melarikan diri. Takut ikut-ikutan gesrek.
•••
"Ge, woy! Pelan-pelan dong jalannya, tungguin gue kali."
Gea berdecak, ia mempercepat laju langkahnya. "Ih, lo ngapain ngikutin gue sih? Kurang kerjaan deh."
Andra nyengir. "Mau mastiin lo selamat sampe rumah, hehe."
Gea tidak menghiraukan perkataan Andra. Gadis itu merogoh tas selempangnya, ingin mencari earphone putih kesayangannya.
Andra mengerucutkan bibirnya karena merasa dicueki oleh gadis di sampingnya ini. Ia merangkul pundak Gea, kemudian mencopot sebelah headset yang dikenakan Gea.
"Lo! Apaan sih?"
Andra memakai earphone milik Gea di telinga kirinya, tanpa mengindahkan raut wajah Gea yang sudah memerah.
"Lumayan." Andra mengangguk-anggukan kepalanya saat lagu favorit Gea melantun di indera pendengarannya.
Sementara, Gea berusaha melepaskan rangkulan Andra di pundaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEANDRA
Dla nastolatkówIni tentang Gea dan Andra. Gea adik kelasnya Andra, sementara Andra kakak kelasnya Gea. Andralie Zafran, si kakak kelas tengil yang menyukai Sargea Wulandari. Punya setumpukan sepatu milik Gea, yang sayangnya hanya sebelah. Gea suka yang berbau Kor...