49

216 23 0
                                    

"DRA, bangun."

"Ngapain tidur di sini sih ini anak, bukannya balik dulu ke rumah."

Shaidan kembali menepuk pundak Andra.

"Heh, bangun, Dra."

Andra menggeliat. Setelah menyesuaikan penglihatannya, ia merenggangkan badannya yang kaku.

"Eh, baru nyampe, Bang?"

Shaidan mencibir. "Baru nyampe, baru nyampe. Noh, liat udah jam berapa? Gak balik dulu ya lo abis dari sekolah?"

Andra nyengir. "Niatnya mau jenguk sebentar doang, tapi kasian 'kan Gea gak ada yang jagain. Jadi ketiduran deh gue."

"Pulang dulu aja, udah jam 7. Gantian gue yang jaga."

"Orang tua kalian udah tau?"

Shaidan menggelengkan kepalanya. "Untungnya kemarin orang tua gue pergi lagi buat jagain Nenek gue yang lagi sakit. Semoga aja pas orang tua gue pulang, Gea udah siuman."

"Yaudah gue pulang dulu, nanti gue balik lagi."

"Eh apaan sih, gak usah lah. Besok lo 'kan sekolah, bocah."

"Gak apa-apa ah, Bang. Gue bawa seragam nanti, besok ke sekolah langsung dari sini."

Shaidan menepuk pundak Andra dua kali, lalu menatap cowok itu dengan serius.

"Lo beneran suka sama adik gue?"

Andra diam sebentar, setelah itu ia balik bertanya. "Boleh 'kan, Bang, suka sama Gea?"

Shaidan terkekeh. Ini minta restu apa lagi minta izin ngajak Gea main masak-masakan?

"Kalo gue bilang gak boleh, emangnya mau mundur?"

Dengan cepat Andra menjawab, "Maju teruslah, gue ajak kawin lari."

Secepat Andra menjawab, secepat itu pula lah lima kepalan jari Shaidan menjitak kepala Andra.

Andra nyengir, lalu menyalimi telapak tangan Shaidan. "Bercanda, Abang Ipar."

"Udah sana lo balik. Gak balik-balik, keburu malem."

"Ngusir mulu dari tadi." gerutu Andra.

"Jawab mulu dari tadi." balas Shaidan.

"Iya ini pulang, astaga." kata Andra sambil berjalan menuju pintu.


•••

Andra berjalan di lorong Rumah Sakit sambil menenteng plastik putih yang berisikan banyak makanan ringan.

Ia tak bohong mengatakan akan menemani Shaidan menjaga Gea malam ini. Begitu sampai di rumah, Andra hanya membersihkan diri, menyiapkan seragamnya, lalu berpamitan dengan orang tuanya untuk menjaga Gea.

"Annyeong haseyo, hyung."

Shaidan yang sedang bermain game di ponselnya menoleh ke arah pintu.

"Ketularan Gea, lo?"

Andra nyengir. "Kata Gea, gue 'kan mirip Sehun Ekso."

Shaidan tertawa. "Kalo Gea denger, bisa ditampol pake sepatu kacanya dia entar."

Andra duduk di lantai, lalu mengeluarkan semua isi yang ada di plastik putih yang dibawanya.

"Buset, mau piknik lo?"

"Belum sempet makan gue, Bang. Makan jajanan aja lah."

GEANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang