14

1.1K 56 0
                                    

"WOHOO... Bae Jinyoung ngapa ganteng banget sih? Hwang Minhyun juga kece banget nih, bisa melenceng dari Sehun nih yang ada kalo gue pantengin Wanna One terus." gerutu Gea, matanya masih tertuju pada laptop di hadapannya.

Sedangkan tangannya asyik menyuapkan berbutir-butir pilus ke dalam mulutnya. Sesekali bibirnya berkomat-kamit, mengeluarkan sederetan pujian atau decakan kagum karena telah melihat cowok-cowok ganteng ciptaan Tuhan.

"Wah! Comingsoon album baru nih. Gak sabar dah gue."

Ini hari Selasa, tapi Gea memilih tidak masuk dikarenakan kepalanya yang masih pusing. Bukannya istirahat, Gea malah memilih menonton, entah itu drama Korea ataupun sekedar menyalahkan Music Video dari boyband-boyband Korea yang personilnya cogan-cogan.

"Sehari melenceng dari yayang Sehun gak apa-apa kali ya. Hari ini mata gue mau menatap my baby Baejin sama Bapake Minhyun dulu lah." gumamnya yang untuk kesekian kalinya.

Sedari tadi mulut Gea tak pernah diam, berisik dengan segala macam komenan-komenannya tentang penampilan member Wanna One tersebut, ataupun mengikuti lirik lagu yang ia bisa.

Gea mem-pause video yang sedang ditontonnya dengan kesal, tangannya meraih benda pipih miliknya yang terus bergetar dan mengeluarkan nada dering.

Gea mengerutkan alisnya saat layar ponselnya menampilkan nomor yang tak dikenalnya. Bukannya langsung mengangkat panggilan tersebut, Gea malah lebih memilih memejamkan matanya diiringi dengan bibirnya yang berkomat-kamit membacakan sepenggal bacaan ayat kursi yang dihapalnya.

Setelah itu barulah ia mengangkatnya. "Anyeong. Dengan siapa dan di mana? Di sini dengan Sargea Wulandari yang sedang sante-sante manjah di kamar."

"Hahaha..."

Gea menjauhkan ponselnya dari daun telinganya, matanya membulat. "Ini orang sarap apa gimane? Ditanya kok malah ketawa." gumam Gea, yang tentu saja tidak didengar oleh lawan bicaranya.

Gea mendekatkan kembali ponselnya ke daun telinganya. "Why you ketawa? Ini saya lagi bicara sama manusia 'kan?"

"Gea, lo gak ngenalin suara gue?"

Gea menggaruk kepalanya yang tiba-tiba saja terasa gatal. "Siapa ya? Lupa nih. Situ Chanyeol? Atau Kim Jaehwan? Apa Oh Sehun kah?"

Gea kembali mengerutkan keningnya.

Yaelah ngapa ketawa mulu sih nih orang? Jadi parno gue.

"Beneran nih gak kenal gue? Parah lo ya lupain gue."

"Gak usah bertele-tele deh, lagi sibuk nih gue. Gue matiin nih!"

"Eh iya-iya jangan dimatiin dong. Ini gue, Revan. Inget?"

Gea memanyunkan bibirnya, jarinya mengetuk-etuk keningnya, berusaha mengingat sesuatu. Kemudian ia menjentikkan jarinya. "Oh!"

"Udah inget?"

Tiba-tiba saja Gea tertawa, lalu menjawab dengan gamblangnya, "Enggak inget nih. Lupa. Lo siapa sih? Fans gue ya?"

Terdengar helaan napas dari si penelepon, membuat Gea menggaruk tengkuknya.

"Revano Arkan. Mantan lo yang ketiga."

Setelah itu Gea melebarkan kelopak matanya. "Wegelaseh! Babang mantan."

•••

Sekarang di sinilah Gea berada, dengan mengendap-endap di rumahnya sendiri layaknya maling, akhirnya Gea bisa selamat  sampai ke Kafe Hits Bingit's tanpa kendala apapun.

Kalau saja Mamanya itu tahu bahwa Gea melarikan diri dari rumah tanpa seizin Mamanya tersebut, dapat dipastikan Mama tercintanya itu akan berceloteh panjang kali lebar, siang sampai malam.

"Woy bengong aja lo. Gimana nih penampilan gue sekarang? Tambah kece, kah?"

Gea menggelengkan kepalanya, mengusir omelan-omelan Mamanya yang bergentayang di dalam otaknya.

"Ha? Gak ada yang beda kok, sama aja lo. Gue cuma heran aja, lo beneran Revan mantan gue nih?" Gea menggaruk pangkal hidungnya.

Nah iya ini, tujuan Gea pergi diam-diam dari rumahnya adalah untuk bertemu dengan si Revan yang mengaku-aku sebagai mantan pacar dirinya. Padahal seharusnya Gea berdiam diri di rumah, memulihkan kondisinya.

Revan berdecak. "Pikun banget sih lo. Apa perlu gue tunjukkin foto-foto waktu kita masih pacaran dulu?" Gea bergidik saat melihat kedua alis Revan yang naik turun.

Gea menggeleng. "Gak usah, gak penting, gak perlu, gak mau!"

Revan tertawa. "Yaelah lo masih sama kayak dulu ya, ngegemesin. Jadi pengen jitak."

Gea melotot. "Berani jitak? Gue penggal anu lo!"

Mendengar ancaman Gea, Revan tersedak kentang goreng yang sedang ia kunyah. "Anu? Anu apa maksud lo?"

Gea memutar bola matanya. "Kepala lo maksud gue. Yaelah masih sama kayak dulu, otak ambigu!"

Revan tertawa. "Tuhkan lo inget gue. Jadi, udah move on dari gue belum, tan?"

Gea menginjak kaki Revan yang ada di bawah meja. "Ya jelas udah lah. Move on dari lo doang mah gampang. Tinggal merem, musnah deh lo dari pikiran gue."

Revan menaik turunkan alisnya. "Yakin nih udah move on? Kalo gue ajakin balikan lagi, lo mau gak?"

"Gak! Gea udah punya pacar."

Gea melongo dengan mulut yang terbuka. Selang beberapa menit, barulah ia menormalkan ekspresinya, lalu menengok ke belakangnya.

Matanya melebar, mulutnya kembali terbuka. "Andra!"


_______

Anyeong👋

Semoga suka sama cerita ini ya. Mianhae kalo ada typo atau kegajean dalam cerita🙏

See you in the next chapter, guys. Byeee❤

GEANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang