53

210 21 1
                                    

"SARGEA, gak usah ikut olahraga juga gak apa-apa. Kayaknya kamu masih belum pulih, di kelas aja."

Mendengar guru olahraganya, Gea menggeleng. "Enggak ah, Pak. Udah kuat saya mah."

"Kalau pusing atau ngerasa gak kuat—"

"Lambaikan tangan ke kamera ya, Pak?" potong Dio, si ketua kelas.

"Gundulmu! Kualat nanti motong-motong omongan orang."

"Pecat aja, Pak, si Dio dari ketua kelas." Gea mengompori.

"Sudah, sudah. Nanti tinggal bilang ya, Sargea, kalau sakit."

Gea mengangguk. "Oki doki, Pak. Makasih, lho, Pak udah perhatian sama saya. Kalau saya baper bahaya nih, Pak."

Teman-teman sekelasnya tergelak dengan guyonan Gea.

"Pecat aja, Pak, si Gea dari kelas 10 IPS 3." Kini gantian Dio yang mengompori.

"Keburu mata pelajaran Bapak habis ini, dari tadi 'ngguyon terus."

Akhirnya pelajaran olahraga dimulai, guru olahraga mereka mengabsen satu-persatu murid.

Sementara itu, dari lantai dua seseorang sedang mengawasi pergerakan Gea di bawah sana. Sedikit khawatir dengan kondisi Gea yang sekarang ini. Tapi ketika melihat lengkungan manis di bibir Gea, kedua sudut bibirnya ikut tertarik ke atas.

Hingga tepukan kencang mendarat di pundaknya.

"Woy! Ngapain sih, lo?"

Andra balik memukul punggung Zikri. "Kebiasaan banget ngaget-ngagetin terus. Udah gila kali ya, lo?"

"Lo yang udah gila. Setiap hari lihatnya Gea mulu. Mata lo dikasih magnet ya, biar bisa lihat Gea doang?"

Andra mencibir. "Makanya cari cewek, biar tau rasanya jadi bucin."

Zikri hanya senyum-senyum sambil menaik-turunkan alisnya.

"Ih, apaan sih lo kayak gitu. Jijay!" Andra bergidik.

"Kan, makanya kemarin gue ngajak lo balapan. Supaya temenin gue."

Andra mengernyit. "Lo mau nyari cewek di Sirkuit?"

Zikri berdecak. "Udah dapet gue, tinggal di hak milikin. Si Jojo juga ngincer cewek ini masalahnya. Yaudah, taruhan lah kita."

"Gak gentle banget, najis! Emangnya cewek mainan, pake taruhan-taruhan gitu?" kata Andra dengan sarkas

"Ya gimana, udah terlanjur gue terima tantangannya."

Andra mengangkat tangannya, pasrah. "Gue gak mau tau ah, sama masalah lo nanti. Ini kalau Bapak lo tau, bisa di pesantrenin lo."

Zikri menonjok pundak Andra. "Eh anjing, jangan laporan ke Bapak gue lo!"

Andra tersenyum miring. "Live Instagram, ah. Biar Bapak lo nonton."

"Sialan!"

•••

Gea membuang tisu bekas ia menyeka keringatnya, sebelum kembali ke kelas.

Tanpa salam ataupun ketuk pintu dulu, Gea langsung saja membuka pintu kelasnya lebar-lebar. Membuat yang ada di dalamnya meneriaki dirinya, bahkan ada juga yang menyumpah serapahi Gea.

"Gea bahlul, gue lagi ganti baju!"

"Buka pintu kelas udah kayak buka pintu kulkas, lebar-lebar banget! Gue lagi toples, nih."

GEANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang