05

1.9K 109 4
                                    

"BU, es jeruknya satu!" teriak Gea kepada ibu kantin.

Gea menopang pipinya dengan satu tangannya, sebelah tangannya yang lain ia gunakan untuk mengetuk-ngetuk meja

Gea mendongak saat pesanannya itu sudah ada di meja. Dahinya berkerut. "Ngapain lo di sini?"

Andra tersenyum tipis. "Bawain es lo."

Gea menatap intens es jeruk di hadapannya. "Ini esnya lo kasih sianida ya?"

Andra menoyor kening Gea. "Sembarangan!" setelah itu Andra menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

"Lagian lo jadi orang su'udzon mulu."

Gea meminum es jeruknya hingga tinggal setengah gelas. Andra tersenyum mengejek. "Kenapa diminum? Gak takut ada sianidanya?" kata Andra, menyindir sih lebih tepatnya.

Gea mendelik, lalu menopang kembali pipinya dengan kedua tangannya.

"Tumben gak buat ulah?"

Gea menoleh sebentar ke arah Andra. "Lagi gak mood."

Andra menyeruput jusnya, lalu membalas, "Berarti kalo lagi mood, lo buat ulah dong?"

Gea berdecak. "Bawel lo ah!" Gea berdiri, lalu berkacak pinggang. "Bayarin minuman gue ya!"

Andra melotot. "Eh apa-apaan? Woy cewek ajaib!"

Percuma Andra berteriak memanggil Gea. Toh, Gea-nya saja sudah hilang ditelan tikungan.

Andra beranjak dari tempat duduknya, lalu segera membayar makanan miliknya, dan tentunya minuman milik Gea juga. Setelah membayar, Andra mengejar Gea.

Andra berlari mengejar Gea. Setelah dirasa sudah dekat, ia mengaitkan jari-jarinya pada sela-sela jari Gea.

Gea menoleh dengan kesal. "Lo apaan sih?"

Andra nyengir. "Gue cuma pengen nyoba aja."

Gea berhenti di ambang pintu kelasnya, begitupun dengan Andra. Gea menaikkan kedua alisnya, kenapa gak sebelah? Jawabannya simple, karena Gea gak bisa.

"Nyoba apaan sih? Lo mah gak jelas banget!"

Andra tersenyum misterius. "Ya nyoba aja gitu, tangan gue pas gak di sela-sela jari lo. Eh gak taunya pas, berarti kita jodoh!" jawabnya dengan antusias.

Spontan, Gea langsung menghentakkan tangannya, sehingga kaitan di tangan mereka terlepas dengan sempurna.

Tanpa basa-basi Gea langsung melengos masuk ke dalam kelasnya. Andra yang tidak kehabisan akal itupun juga ikut masuk ke dalam kelas Gea. Membuat seisi kelas yang tadinya ramai, menjadi sunyi senyap seperti kuburan.

Gea yang melihat teman sekelasnya pada diam dengan wajah yang seperti naber itupun akhirnya bertanya kepada Jono, anak cowok dengan kacamata super tebalnya. "Hoy, Jojon. Kok pada diem sih? Perasaan tadi rame, kayak Pasar Senen."

Jono yang ditanya oleh Gea itu langsung menunjuk ke belakang punggung Gea.

Gea menoleh ke belakang, dan gotcha! Di belakangnya kini sudah ada Andra yang sedang bersedekap dengan menampilkan wajah songongnya.

GEANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang