"GE! Gak ke kantin?"
Gea mengangkat sedikit tumpukan buku yang ia bawa, memberikan jawaban kepada Andra tanpa bersuara.
"Mau di bawa ke mana?"
Lagi-lagi Gea tak menjawab, ia hanya menunjuk satu ruangan yang merupakan perpustakaan dengan dagunya.
"Sini gue bantu bawa." kata Andra, sambil mengambil alih semua buku di tangan Gea.
"Kenapa sendirian? Ini banyak, lho."
Gea mengedikkan bahunya acuh. "Cuma nunggu ada yang peka aja sih. Ada yang bantuin ya syukur, gak ada juga gak apa-apa. Gue masih bisa sendiri."
"Yaudah, tunjukkin aja tempat-tempatnya, nanti gue yang taro semuanya."
"Lo mau ke kantin, 'kan? Ini gue aja yang beresin, nanti lo malah gak sempet makan."
Andra menepuk pelan tangan Gea yang ingin mengambil buku-bukunya.
"Awas tangannya, gue aja yang naro."
Gea berdecak, mau tak mau ia membiarkan Andra untuk membantunya.
"Pulang sekolah besok, bantuin gue cari kado mau gak, Ge?"
"Enggak bisa."
Andra hanya mengangguk sambil memaksakan senyumnya. "Oh, oke."
Gea mengambil satu buku paket yang masih dibawa Andra, lalu meletakkannya di rak yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.
"Besok gak bisa, kalau sekarang bisa. Soalnya Bang Idan lagi prepare buat ke Bandung, jadinya gak bisa jemput."
Kali ini senyumnya Andra melebar, ia mengangguk semangat.
"Oke, sekalian gue yang anter lo pulang nanti!"
•••
Andra mengikuti Gea tanpa mengeluh atau bertanya ini-itu. Dengan antusias laki-laki itu keluar-masuk toko yang disinggahi Gea, dan membiarkan Gea memilih-milih barang yang akan dihadiahkan untuk si kembar.
"Ini lucu, Kak. Shaina sama Naina belum punya, 'kan?" tanya Gea sambil menunjukkan sebuah buku cerita yang dapat mengeluarkan suara.
"Belum sih kayaknya, gue aja baru lihat ada buku kayak gini. Canggih bener mainan anak jaman sekarang." kata Andra sambil memainkan tombol yang ada di dalam buku.
Spontan, Gea tertawa. "Kayak udah tua banget deh lo bahasanya."
"Jadi, beli ini?" tanya Gea lagi.
Andra mengangguk. "Boleh. Lo kalau mau juga, ambil aja."
Gea memukul lengan Andra. "Emangnya gue anak kecil, dikasih mainan beginian."
"Ambil dua, Ge. Tuh, yang spiderman."
"Lo kali yang kepengen, adik lo 'kan cewek, masa mau dibeliin yang spiderman." Andra nyengir.
"Udah yang ini aja, bayar gih."
Sambil menunggu Andra selesai membayar, Gea keluar dari toko mainan.
Satu toko yang ada di seberang toko mainan ini menarik perhatian Gea. Kemudian ia mendekat. Gea tidak masuk, ia hanya melihat isinya dari kaca di luar toko.
"Ge, lihat apaan? Gue kira ilang kemana lo."
"Oh, enggak, lagi lihat-lihat aja."

KAMU SEDANG MEMBACA
GEANDRA
Roman pour AdolescentsIni tentang Gea dan Andra. Gea adik kelasnya Andra, sementara Andra kakak kelasnya Gea. Andralie Zafran, si kakak kelas tengil yang menyukai Sargea Wulandari. Punya setumpukan sepatu milik Gea, yang sayangnya hanya sebelah. Gea suka yang berbau Kor...