GEA melangkahkan kaki menuju kelasnya dengan santai. Bel masuk sudah berbunyi lima menit yang lalu, namun Gea masih saja berjalan santai di koridor sambil menenteng paperbag dari Andra dan menggendong tas ranselnya yang tidak berat, hanya berisi tiga buku tulis. Gea malas membawa buku paket yang tebalnya bisa bikin tasnya jebol, kalau pulpen atau pensil Gea selalu meminjam dari teman kelasnya. Minjamnya sih bilang, tapi saat ditagih oleh pemiliknya Gea hanya nyengir-nyengir tak berdosa.
Dikit lagi Gea sampai di depan kelasnya, hanya lima langkah lagi ia dapat membuka pintu kelasnya yang tertutup. Namun, tepukan di pundaknya membuatnya mengurungkan langkahnya. Setelah terdiam beberapa detik, Gea membalikkan badannya.
"Eh, Bu Fitri." Gea melebarkan cengirannya. "Kok belum ngajar, Bu?"
"Kok belum masuk, Mbak?" Dengan aksen jawanya Bu Fitri membalik pertanyaannya pada Gea.
"Ini mau masuk, Bu." Gea nyengir.
"Eh Ibu ngajar di kelas mana? Mau saya bantuin bawain tas Ibu?" tawar Gea, mencoba mengambil hati guru di depannya agar tak menghukumnya.
Bu Fitri geleng-geleng kepala. " Ndak usah bantu bawain tas. Ibu minta tolong aja sama kamu."
Gea menegakkan badannya. "Tolong apa, Bu? Gea siap bantu nih."
"Tolong Mbaknya hapalin jadwal pelajarannya aja, ya. Moso setiap jam pelajaran Ibu, kamu lupa terus."
Setelah itu Bu Fitri masuk ke dalam kelas Gea. Sedangkan Gea masih berdiri di tempatnya, mencoba mengingat-ingat apa saja mata pelajaran hari ini. Khususnya pada mata pelajaran Bu Fitri, Gea lupa guru yang barusan masuk ke dalam kelasnya itu mengajar mata pelajaran apa.
Belum sempat Gea mengingat, suara Bu Fitri membuat Gea tersentak.
"Mbaknya mau masuk kelas apa mau bersihin toilet?"
•••
Gea memakan batagor yang dipesannya dengan lahap. Hari ini Gea ingin makan sepuasnya sebelum uang bulanannya dipotong. Gea bisa mengontrol kemauannya membeli barang-barang bagus yang sedang trend, tapi tidak bisa mengendalikan diri membeli makanan-makanan yang disukainya. Terlebih jika Gea melihat tukang jajanan yang berderet panjang di pinggir jalan, rasa-rasanya Gea ingin mencoba satu persatu jajanan itu.
Tepat pada suapan terakhir, mata Gea terbelalak karena seseorang baru saja menumpahkan minuman dingin ke tubuhnya, membuat sebagian seragam dan rok Gea basah oleh jus berwarna merah jambu.
Gea berdiri sambil menggebrak meja. "Maksud lo apaan, sih?"
"Gue gak sengaja kali, gak usah nyolot."
"Lo yang nyolot, udah tau salah kenapa gak minta maaf?"
"Salahin aja jusnya, kenapa mau mampir ke badan lo."
Gea mengepalkan tangannya.
"Kurang ajar lo ya, Brita!"
Brita menatap Gea tak suka. "Lo yang kurang ajar. Jangan seenaknya panggil gue kayak gitu, gue kakak kelas lo."
Gea tersenyum miring. "Kakak kelas biadab!"
Brita yang sudah tersulut emosi mendorong tubuh Gea hingga membentur meja yang ada di belakang tubuhnya.
Gea tidak terima, ia membalas menyiram Brita dengan es jeruk miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEANDRA
Teen FictionIni tentang Gea dan Andra. Gea adik kelasnya Andra, sementara Andra kakak kelasnya Gea. Andralie Zafran, si kakak kelas tengil yang menyukai Sargea Wulandari. Punya setumpukan sepatu milik Gea, yang sayangnya hanya sebelah. Gea suka yang berbau Kor...