GEA berdiri di belakang Andra dengan raut wajah ditekuk. Sekarang ini mereka tengah berdiri di depan pintu rumah Andra. Tinggal masuk saja padahal, tapi mereka malah berdebat dulu.
"Ini ah belanjaan lo, gue mau pulang."
"Bantuin gue naro ini ke dalam dulu, Ge. Berat ini. Sekalian mampir sebentar lah." Andra masih saja memaksa Gea untuk masuk ke dalam rumahnya.
Gea berdecak. "Gue gak mau pulang malem banget, Dra."
"Nanti gue anterin lagi, Ge." bujuk Andra.
Perdebatan mereka terpaksa terhenti karena pintu rumah Andra yang terbuka. Lalu keluar lah wanita paruh baya yang sedang menggendong anak perempuan berumur tiga tahun, serta anak perempuan lainnya yang mengintip dari balik punggung ibunya.
"Eh, Abang kenapa gak masuk? Tadi Mami denger berisik-berisik, makanya langsung keluar."
Andra menggeser tubuhnya yang menutupi Gea, sehingga pandangan Mami Andra beralih pada gadis itu.
"Eh ini siapa?" tanya perempuan berdaster biru itu.
"Ini Gea, Mi, temen Abang. Tadi dia mau pulang, tapi Abang suruh mampir dulu. Makanya ribut-ribut." jawab Andra dengan jujur sambil melirik Gea yang berdiri canggung.
Tangan wanita paruh baya itu terulur menyentuh lengan Gea, membuat mata Gea mengerjap.
"Ayo masuk dulu sebentar. Nanti aja pulangnya. Banyak makanan nih di rumah, ngemil-ngemil aja dulu."
Sebelum Gea menolak, lengannya lebih dulu ditarik untuk masuk ke dalam rumah Andra. Gea menatap tajam Andra saat mata mereka bertemu, namun dibalas dengan senyuman kemenangan oleh cowok itu.
"Aduh, adek turun, ya? Kamu berat, Mami capek nih."
Pandangan mata Gea beralih menatap anak kecil yang berada di gendongan Maminya Andra.
Kemudian bibirnya refleks bertanya, "Wah, namanya siapa?"
"Ayo duduk dulu." Mami Andra mempersilakan Gea untuk duduk di sofa ruang tamu. "Yang di gendong ini namanya Naina, kalau yang ini Shaina, Kakaknya Naina." lanjutnya, menjawab pertanyaan Gea tadi.
Mata Gea berbinar. Tangannya dengan spontan terulur menyentuh pipi gembul Naina, yang langsung membuat Naina mengeratkan pelukannya pada gendongan ibunya karena takut dengan Gea yang masih asing baginya.
"Kembar ya, Tan?"
"Iya kembar. Ini adiknya lagi manja, makanya minta gendong mulu. Biasanya kalau ada Andra, nempelnya sama Andra."
Tak lama kemudian Andra datang ke ruang tamu, setelah dari dapur untuk menaruh barang belanjaannya.
"Na kenapa, Mi?" tanya cowok itu saat sudah menjatuhkan diri di sofa single.
"Biasa, lagi rewel." jawab Mami.
Tangan Naina terulur ke arah Andra saat indera pendengarannya menangkap suara Andra.
Andra menghampiri Naina. "Na, mau sama Abang?" Naina mengangguk.
Setelah itu, Andra mengambil alih Naina dari Maminya.
"Sha uga, Sha uga!" teriak Shaina yang sudah merosot turun dari sofa.
Andra terkekeh, lalu menuntun Shaina untuk duduk di sofa single dengannya.
Gea terdiam menatap itu. Sebagai anak terakhir tentunya ia merasa iri melihat pemandangan tersebut. Selalu saja seperti ini saat melihat orang-orang yang bermain bersama adiknya. Gea 'kan juga ingin memiliki adik, apalagi yang masih kecil seperti Naina dan Shaina. Uh montok sekali badannya, Gea 'kan jadi gemas.

KAMU SEDANG MEMBACA
GEANDRA
Teen FictionIni tentang Gea dan Andra. Gea adik kelasnya Andra, sementara Andra kakak kelasnya Gea. Andralie Zafran, si kakak kelas tengil yang menyukai Sargea Wulandari. Punya setumpukan sepatu milik Gea, yang sayangnya hanya sebelah. Gea suka yang berbau Kor...