02

2.7K 142 3
                                    

Gue maunya ngambil hati lo, boleh?

~~~

"HADUH pake segala mogok lagi nih mobil," Gea membuka kap mobilnya.

Ia menggaruk kepalanya, bukan karena gatal, melainkan karena bingung. Harus diapakan mobilnya ini.

"Aduh, karmanya kok cepet banget nyampenya sih?!" gerutunya.

Karma? Iya karma, karma lho ya, bukan kurma. Akibat ia yang mengambil kunci mobil abangnya itu secara diam-diam, jadilah sekarang ini.

"Aduh gimana nih? Masa telpon Abang sih, yang ada gue malah disemprot abis-abisan sama dia,"

Tiin!

"Aduh apaan sih, berisik tau!" Gea menatap tajam ke pria yang masih mengenakan helm full face-nya.

Pria itu membuka helmnya, lalu menyisir rambutnya yang berantakan menggunakan jari-jarinya.

Gea membulatkan matanya, kakinya perlahan mundur, "Mau ngapain lo kesini? Mau ngambil sepatu gue lagi hah?!"

Pria itu terkekeh, "Ngapain juga ngambil sepatu lo," Andra turun dari motornya, "Gue maunya ngambil hati lo, boleh?"

Gea bergidik, "Receh!"

Andra tertawa, "Yeee gue kan maunya hati lo Ge, bukan recehan lo."

Gea melempar Andra dengan sepatunya. "Minggat lo dari sini! Mual gue liat muka lo yang kayak pantat panci!'

Andra membolak-balikkan sepatu yang tadi Gea lemparkan ke arahnya, "Kalo gue pantat panci, lo yang gosongannya,"

Gea mengacak rambutnya frustasi, kakak kelasnya ini sungguh bikin emosinya meledak. Siang ini sudah panas, dan sekarang ia malah dibuat lebih panas lagi oleh kakak kelasnya yang menurutnya sangat idiot ini.

"Gak usah diacak-acak gitu rambutnya. Tampang lo udah kayak gembel, jadi jangan dibuat gembel lagi dengan cara acak-acak rambut."

Gea menghentak-hentakkan kakinya kesal, sedangkan Andra sudah tertawa melihat wajah kesal adik kelasnya ini.

Gea yang melihat ada bajaj lewat, dan kebetulan kosong itu lantas segera menyetopnya. Lalu ia segera menaikinya, bisa gila jika lama-lama berdebat dengan kakak kelas idiotnya itu.

Sementara Andra masih terus memandangi bajaj yang ditumpangi Gea, hingga bajaj itu hilang ditelan tikungan.

Andra terkekeh geli, matanya beralih menatap sebelah sepatu yang berada digenggamannya. "Gue 'kan maunya dapetin hatinya. Malah dapet sepatunya. Sebelah lagi."

•••

"Ma, Pa, Ge—"

"Mama Papa gak ada. Gak usah teriak-teriak gitu lo, dasar anak nakal. Adik durhaka lo."

Gea menelan ludahnya dengan susah payah, raut wajah Abangnya itu lho. Terkesan tenang, tapi dingin.

Gea nyengir sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya, "Damai ya, Bang."

Setelah mengatakan itu Gea lari terbirit-birit ke arah kamarnya yang terletak di lantai dua. Seakan tak rela adiknya itu lolos, Shaidan berlari mengejar adiknya yang sekarang sudah menjerit karena menyadari bahwa Abangnya itu sudah ada tepat di belakangnya.

"Abaaang maaf Bang, gak lagi-lagi deh Bang. Ampuuun Bang. MAMA, PAPA."

Gea memasuki kamarnya, lalu menutupnya dengan kencang, tak lupa ia menguncinya agar Abangnya itu tak masuk.

"GEAA KELUAR LO KAMPRET!" Shaidan mengetuk pintu kamar adiknya itu dengan sangat kencang, tidak memedulikan jika nantinya pintu kamar adiknya itu rusak atau semacamnya. Toh, Papanya bisa menggantinya lagi jika memang pintunya rusak, pikirnya begitu.

"MOBIL GUE MANA GEA?!"

Gea naik ke ranjangnya dengan takut-takut, Abangnya itu sangat seram jika sudah murka seperti ini. "MOBILNYA GEA TINGGAL DI JALAN BANG, SOALNYA MOBIL ABANG MOGOK." Gea menjawab dengan teriakan juga.

Shaidan menendang pintu kamar adiknya itu. "GEA, KELUAR LO. ABANG SUNATIN LO KALO GAK MAU KELUAR."

"GEA, SUBHANALLAH PUNYA ADEK KOK BEGINI SIH KELAKUANNYA!"

Shaidan masih terus menendang pintu itu kalau saja bel rumah tidak berbunyi, dengan terpaksa ia pergi dari depan pintu kamar adiknya itu.

Dengan jengkel ia membuka pintu rumahnya itu. "Ada apa?" tanyanya datar.

"Itu mobil punya lo kan? Udah gue bawa ke bengkel, nih kuncinya." jawab orang tersebut sambil menunjuk mobil Honda jazz putih yang terparkir cantik di pekarangan rumahnya.

Shaidan menerima kunci yang disodorkan orang tersebut, "Kok mobil gue bisa sama lo?"

"Kalo mau tau, tanya aja sama adik lo itu."

Shaidan menarik napasnya kuat-kuat, lalu mengambil ancang-ancang, "SARGEAAA WULANDARIIII."

_____

Aduhh di part ini kebanyakan capslock jebol ya😂

But, I hope like it guys💕
Kasih bintangnya jangan lupa ya😏

See you♥

GEANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang