GEA mengaduk-aduk minumannya sambil menggerutu kesal. Gara-gara sepatunya yang dicuri Andra, Gea jadi terpaksa memakai sandal jepit yang dibelikan Dimas di warung si Teteh. Ya 'kan gak mungkin juga Dimas ngasih pinjam sepatunya untuk dipakai Gea, nanti malah dia yang jadi nyeker dong.
Dimas menghampiri Gea yang masih kelihatan misah-misuh tidak jelas.
"Gak capek itu bibir gerutu mulu?" Dimas terkekeh.
"Lo gak tau sih gimana kesalnya gue sama makhluk astral itu. Ish, geram gue!"
"Kayaknya mulainya besok aja, ya? Mood lo lagi gak bagus soalnya, nanti malah gak fokus kerjanya."
Gea berhenti menggerutu, wajahnya berubah ekspresi menjadi memelas. "Yah, jangan besok dong. Gak apa-apa kok sekarang, emangnya gak bisa kerja sekarang?"
"Gak bisa kalo lo masih kesel-kesel gitu. Kerja tuh harus senang hati, harus dalam keadaan mood yang bagus."
Gea memasang senyum lebarnya. "Iya senang hati kok ini, gak kesel-kesel lagi."
Dimas tertawa. "Yaudah kalo emang bisa sekarang. Ganti baju, nih."
Seakan melupakan kejadian yang tak mengenakkan beberapa jam lalu, gadis itu sudah tersenyum lebar sambil menerima sodoran seragam kerja dari Dimas.
"Ini langsung masuk kerja aja?"
Dimas mengangguk. "Gue udah urus semuanya. Lagian yang punya cafè-nya 'kan masih sepupu gue juga, jadinya gue udah obrolin lamaran kerja lo kok."
"Wah makasih banget, Kak. Emang gak salah gue ngandelin lo."
Dimas tersenyum tipis. "Yaudah ganti baju sana, abis itu langsung ke kitchen aja ya. Cari yang namanya Mbak Wiwi, nanti minta tolong dibimbing kerja sama dia."
"Oke siap! Gue ganti dulu, ya!"
Dimas terkekeh melihat keantusiasan gadis itu. Gea masih tetap gadis yang semangat jika menyangkut kemauannya.
•••
"Capek?" tanya Dimas begitu melihat Gea yang sedang memijit-mijit lengannya.
"Lumayan, tapi gak apa-apa lah."
"Udah malem, bahaya kalo lo pulang sendiri. Gue ikutin lo sampe rumah ya."
"Gak usahlah, jalanan masih rame juga kok." tolak Gea.
"Gak usah keras kepala deh. Gue anter!"
Gea memutar bola matanya, terpaksa ia menuruti perintah Dimas.
"Wah wah, habis kencan ya?"
Gea berdecih, Ratu Ngeselin Parah kenapa harus muncul sih, Gea 'kan jadi bete lagi.
"Urusin banget urusan orang lain sih lo." ujar Dimas.
"Nih, pake jaket gue, Ge. Buruan pulang ayok, udah malem banget nih."
"Eh buru-buru banget kalian. Pada mau ke mana, sih? Mau ke hotel apa mampir ke apart-nya Dimas, Ge?"
"Gila lo!" Dimas berdesis.
"Udah, Kak, gak usah ladenin si nenek lampir ini. Ayo kita pulang, entar ketularan sinting lagi deket-deket dia."
Setelah itu Gea menstarter motornya, bersiap untuk melajukan kendaraannya. Tapi sebelum pergi meninggalkan tempat parkir itu, Gea mengacungkan jari tengahnya tepat di hadapan Brita.

KAMU SEDANG MEMBACA
GEANDRA
Teen FictionIni tentang Gea dan Andra. Gea adik kelasnya Andra, sementara Andra kakak kelasnya Gea. Andralie Zafran, si kakak kelas tengil yang menyukai Sargea Wulandari. Punya setumpukan sepatu milik Gea, yang sayangnya hanya sebelah. Gea suka yang berbau Kor...