Bab 3. Ibunda

316 41 0
                                    

Mendengar Dimu bertanya, Shiyi Niang berdiri memberi hormat dan menjawab "ya" sekali, kemudian melanjutkan: "Hanya belajar beberapa tehnik dasar saja."

Da Taitai melihat dirinya yang sopan dan merendahkan hati, tanpa terlalu kelihatan mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Tanggal dua puluh empat bulan empat adalah ulang tahun Tai Furen (nyonya tua) keluarga bangsawan Yongping. Saya minta kakak Wu-mu menulis kaligrafi berbagai bentuk kata "Shou (panjang umur)", kamu nanti sulam sebuah pembatas ruangan menggunakan tehnik "dua sisi sulaman", bawa ke Yanjing* sebagai hadiah."

*nama lama untuk Beijing

Putri tertua keluarga Luo, Luo Yuan Niang menikah kepada bangsawan Yongping, Xu Lingyi.

Tai Furen keluarga bangsawan Yongping, adalah mertua dari Luo Yuan Niang, keluarga besan dari Da Taitai.

Tuan muda pertama keluarga Xu meninggal muda, tuan muda kedua meninggal karena sakit, tuan muda ketiga lahir dari selir, jadi tanpa disangka oleh siapapun tuan muda keempat Xu Lingyi yang mewarisi posisi terhormat tersebut. Sejalan dengan hal tersebut, kakak kandung Xu Lingyi baru dua tahun yang lalu diberi gelar ratu oleh raja yang baru, keluarga Xu menjadi keluarga bangsawan yang telah berjasa dan paling banyak dibicarakan saat ini, posisi Luo Yuan Niang sebagai nyonya besar keluarga bangsawan Yongping juga meningkat mengikuti arus, tidak peduli apakah di kalangan para wanita kelas atas di Yanjing ataupun yang jauh seperti keluarga Luo di Jiangnan, berubah menjadi sangatlah penting. Jadi kado ulang tahun untuk Tai Furen ini, tentu saja membuat Da Taitai harus memeras otak memikirkan peristiwa besar ini.

Mengetahui kalau hal ini sangatlah krusial, Shiyi Niang mau tidak mau menjadi agak ragu-ragu: "Walaupun putri bisa menyulam dengan tehnik dua sisi sulaman, tetapi keahlian belum sempurna. Di Yanjing banyak bakat terpendam, takutnya nanti justru membuat malu kakak tertua..."

Belum juga dia selesai berkata, Da Taitai sudah tertawa berkata: "Hendak berbicara yang paling ahli, siapa yang bisa menandingi para pekerja sulaman di istana? Kita mengirim "sulaman pembatas puluhan ribu panjang umur" kesitu, hanyalah untuk memperlihatkan ketulusan hati saja."

Benar juga, keahliannya mau sehebat apapun, tetap saja tidak bisa menandingi para pekerja sulaman yang khusus belajar yang terpilih dari satu negeri; seberapapun berharganya hadiah yang diberikan oleh keluarga Luo, tidak akan lebih berharga daripada pemberian baginda raja.

Shiyi Niang menjadi lega, sambil tertawa bertanya kepada Da Taitai: "Tidak tahu ibu sudah memilih kapan hari baik untuk memgirim hadiah ulang tahun tersebut."

"Bulan tiga tanggal enam awal." Da Taitai tertawa, "Saya sudah melihat almanak. Tanggal enam awal itu tidak baik melakukan perjalanan ke barat, hindari membuka usaha dan membangun bangunan, cocok untuk melakukan perjalanan bertemu teman. Lebih cepat, tidak ada tanggal baik seperti ini lagi, lebih lambat, takutnya ada penundaan di jalan."

Shiyi Niang sepertinya berpikir keras, dari wajahnya muncul keraguan.

Da Taitai yang melihatnya jadi sedikit kuatir dan bertanya: "Apakah ada kesulitan?"

Shiyi Niang berkata dengan ragu: "Sulaman dua sisi ini berbeda dengan sulaman satu sisi, waktu yang diperlukan tiga kali lipat daripada menyulam sulaman satu sisi.... saya hitung-hitung harinya agak mepet!"

"Kalau begitu baiknya bagaimana?" Da Taitai mengernyitkan alisnya, "Saya sudah berpikir hampir setengah bulan baru terpikir akan ide ini. Kalau begitu, bukankah harus berpikir ulang lagi hendak memberikan hadiah ulang tahun apa? Juga tidak tahu apakah keburu atau tidak. Kalaupun keburu, memberikan hadiah apapun itu bisa membuat orang menjadi kuatir!"

The Sword and The Brocade / A Concubine Daughter and Her TacticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang