Bab 65. Menjadi Layu (1)

81 19 0
                                    

Sampai di tanggal delapan belas bulan tiga hari itu, Da Laoye terbangun sebelum hari terang, sembahyang kepada leluhur, juga mengatakan lagi beberapa hal yang harus diperhatikan ketika ujian nanti. Kemudian bersama Da Taitai, Da Nainai, Wu Niang, Shi Niang, Shiyi Niang juga para pelayan dan bibi segerombolan besar orang mengantar Luo Zhenxing sampai ke depan pintu.

Di luar kereta kuda sudah dipersiapkan di awal, pelayan pria kecil sambil memegang lentera sambil memapah Lou Zhenxing naik ke atas kereta, sampai kereta tidak terlihat lagi, Da Taitai masih berdiri memandang di kejauhan.

"Ayo pulang!" Da Laoye yang melihatnya tertawa, "Masih butuh beberapa hari lagi!"

Ujian istana Dazhou, akan diuji sebanyak tiga babak, harus sampai tanggal dua puluh satu Luo Zhenxing baru selesai ujian.

Da Taitai menganggukkan kepalanya, bersama Da Louye kembali ke ruangan, di perjalanan masih terus mengoceh: "Tidak tahu apakah ada yang berjaga di samping Tuan muda Qian."

"Kamu tidak perlu mengkuatirkan terlalu banyak hal!" Da Laoye berkata, "Hal seperti ini intinya kalaupun manusia berencana, langit yang berkehendak. Kalau tidak, mengapa begitu banyak pelajar yang hebat bakatnya bisa gagal di ujian istana."

Da Taitai yang mendengarnya merasa itu benar juga, jadi tidak lagi mengoceh. Hanya setelah sarapan pagi, dia mulai merapal sutra. Da Nainai juga sangat tidak tenang, ikut merapal bersama Da Taitai.

Orang yang berada di dalam ruangan bergerak dengan sunyi sambil menahan nafas, berjalan pun sambil berjinjit.

Tiba di waktu makan siang, Si Ye Luo Zhensheng sudah datang.

Da Laoye yang mendengarnya wajahnya langsung menjadi dingin, ketika Luo Zhensheng berjalan masuk, sumpit yang berada di tangannya langsung dilempar ke wajahnya: "... kamu akhirnya tahu datang kesini. Hari ini abang terbesarmu pergi mengikuti ujian, kamu sudah tahu atau tidak?"

Luo Zhensheng yang berumur enam belas tahun baru saja memasuki pubertas, perawakannya tinggi, kurus dan berkulit putih, dia terus memegang dadanya seperti tidak bisa berdiri tegak, membuat orang merasa dia takut-takut dan mudah gugup.

Melihat ayahnya yang mengamuk, dia langsung menjadi syok sampai wajahnya pucat pasi, berdiri tertegun di tempat, tidak tahu apa yang harus diperbuat.

Da Taitai memandang ke Bibi Xu di samping dan memberi sinyal, kemudian bangkit berdiri dan tertawa membujuk: "Sudah, sudah. Anak belum pernah keluar rumah melakukan perjalanan jauh, agak terlambat beberapa hari itu cukup wajar. Hari ini adalah hari keberuntungan Xing Ge, kamu jangan emosi lagi, hati-hati terkena..." Dia menelan kata 'sial', dan ganti berkata 'hal kurang pantas'.

Da Laoye memelototi Luo Zhensheng sekali, Da Taitai buru-buru menyuruh Wu Xiaoquan yang berada di samping — dia yang menjemput pulang Luo Zhensheng dari Tongzhou: "Si Ye juga sudah capai melakukan perjalanan, pergi makan siang dahulu saja!"

Luo Zhensheng buru-buru memberi hormat kepada Da Ye dan Da Taitai, dan dibawa pergi oleh Wu Xiaoquan.

Di sisi lain Wu Niang yang sudah mendengar berita sudah mengutus Ziwei pergi menjemput: "Si Ye, Si Ye sudah datang!"

Luo Zhensheng malahan buru-buru menarik tangan Ziwei: "Kakak Ziwei, kamu cepat pergi katakan kepada kakak Wu, Dijin jatuh sakit."

Ziwei tertegun, melihat lagi Luo Zhensheng yang kepalanya penuh keringat, mengiyakan dan buru-buru pergi ke tempat Wu Niang.

Dijin lebih tua dua tahun dibanding Luo Zhensheng, sejak kecil sudah melayani di sampingnya, sangat setia terhadapnya, dia adalah orang yang paling dipercaya oleh San Yiniang dan Wu Niang, sekarang mendengar kalau dia jatuh sakit, Wu Niang juga jadi panik, buru-buru memakai sepatu turun dari kursi bata: "Si Ye tinggal dimana?"

The Sword and The Brocade / A Concubine Daughter and Her TacticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang