Bab 52. Kembang Api (3)

192 32 3
                                    

Nyonya Qiao hanya merasakan kalau disekitarnya semuanya jadi berputar.

Mengikat pernikahan dengan keluarga Luo adalah ide dirinya, menepuk dada berkata pasti bisa membereskannya itu juga dirinya, bisa sampai membuat Lianfang menganggukkan kepala juga adalah karena dirinya.... sekarang masalah jadi ribut sampai begini. Bagaimana dirinya bisa memberi pertanggung jawaban kepada adipati Guogong.

Apalagi Lianfang adalah anak dari istri sah, ayahnya juga meninggal muda....

Kalau sampai ini tersebar keluar, bagaimana dirinya masih bisa melakukan apa-apa!

Ada orang yang dengan panik berseru di telinganya entah apa, dia sama sekali tidak mendengarnya, hanya berpikir kalau bisa pingsan dan mati itu jauh lebih baik. Dengan demikian jadi tidak perlu lagi kuatir dan ketakutan.

Tetapi masih ada lagi sebuah suara yang bergaung kencang dari dalam hatinya: Ini kan bukan kesalahan dirinya!

Walaupun benar kalau dia yang salah karena lalu lalang di rumah keluarga Xu, tetapi dirinya tidak mengizinkannya pergi ke entah paviliun iblis apa untuk menghirup bau angin beku, juga tidak mengizinkannya pergi ke pekarangan kecil tanpa mengindahkan status pria dan wanita....

Bukan dirinya yang salah!

Ini sudah pasti bukan dirinya yang salah!

Kalau mau disalahkan, semuanya salah iparnya yang tidak mengajarkan anaknya dengan baik, apa hubungannya dengan dirinya?

Tiba-tiba dia menegakkan badannya, kemudian berseru sekali "Lianfang".

"Bibi," Di telinganya terdengar suara isakan Lianfang, "Bibi, bibi kenapa?"

Dia menoleh, terlihat seraut wajah putih bening tetapi bisa mengeluarkan wajah bersemu merah seorang pelacur.

Karena wajah inilah yang mencelakakan orang.... kalau bukan karena wajah ini, bagaimana mungkin dia begitu berani berbuat seperti itu?

Pikiran ini berkelabat, tangannya langsung terangkat hendak menampar Qiao Lianfang.... tetapi di telinganya terdengar suara Tai Furen: "Sudah sadar baik, sudah sadar baik. Kalian juga jangan mengelilingi dia, biar dia bisa mengambil udara segar sedikit."

Nyonya Qiao tersentak dan langsung tersadar sepenuhnya.

Sekarang berpikir hal ini untuk apa? Yang penting sekarang harus cepat pulang menyusun strategi!

"Ada apa?" Suara Tai Furen lembut dan jernih, "Yang mana yang tidak sehat? Mari, ikut saya duduk di paviliun perjamuan. Diluar angin dingin berhembus, hati-hati nanti masuk angin."

Wu Furen sudah datang memapah tangan kanannya.

Dia pun bangkit berdiri, di wajahnya sudah terlihat secercah semangat: "Tai Furen, saya tidak apa-apa. Hanya sedikit lelah, jadi jatuh tertidur." Selesai berkata, dengan malu-malu dia tertawa, "Hari juga sudah malam, tamu ini mohon undur diri. Kami mau pulang dahulu." Kemudian memanggil Lianfang, "Kita pulang dulu saja!"

Nyonya Huang dan beberapa orang lainnya datang hendak menahannya: "Lihat wajahmu pucat, lebih baik duduk dahulu baru pulang!"

"Saya pulang beristirahat nanti juga baik." Nyonya Qiao bersikeras hendak pulang, setiao orang melihat kalau dia tadi kurang sehat, dalam hati Tai Furen jadi kurang enak, jadi setelah berbicara beberapa basa basi, Tai Furen memanggil Xuwu Ye: ".... kamu antar nyonya adipati Chengguo keluar."

The Sword and The Brocade / A Concubine Daughter and Her TacticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang