Bab 88. Pengantin Baru (2)

96 13 8
                                    

Pulang ke Kompleks Hehua, Shiyi Niang dan Xu Lingyi pergi ke tempat Tai Furen dahulu untuk memberi salam.

Tai Furen sangat gembira melihat mereka kembali, buru-buru menyuruh Bibi Du untuk menyiapkan makanan.

Xu Lingyi sambil tertawa duduk di hadapan Tai Furen: "Ibu sudah makan?"

"Sudah!" Tai Furen memandang Shiyi Niang yang berdiri di belakang Xu Lingyi dengan sedikit ragu.

Xu Lingyi yang melihatnya tertawa, berkata: "Ibu tidak perlu kuatir, kita sudah bertemu dengan Ibu Suri, tidak ada masalah."

Tai Furen seperti hendak berkata sesuatu tetapi tidak jadi.

Shiyi Niang bisa melihatnya, Tai Furen hendak berkata sesuatu dengan Xu Lingyi.

Dia tertawa dan menekuk lutut memberi hormat kepada Tai Furen: "Saya coba pergi lihat mengapa makanannya masih belum datang?"

Pandangan Ibu dan anak berdua sedikit heran, tetapi tidak menghalangi dia.

Shiyi Niang yang melihatnya mengerti, sambil tertawa dia mohon undur diri.

Tai Furen memandang bayangan punggung Shiyi Niang dan menganggukkan kepalanya: "Benar-benar seorang nona kecil yang cerdas."

Entah mengapa, Xu Lingyi yang mendengarnya terbatuk sekali, berkata: "Ibu, di pihak Ibu Suri tidak akan terjadi apa-apa." Kemudian menceritakan percakapannya dengan Ibu Suri kepada Tai Furen, "... Adipati Shouchang sedang ingin terjun ke bisnis lewat transportasi laut tetapi tidak tahu bagaimana caranya, sekarang begitu saya berkata hal itu, Ibu Suri mana memperhatikan lagi gesekan kecil sebelumnya! Takutnya hari ini juga dia akan memanggil Adipadi Shouchang masuk ke istana untuk berbicara."

Tai Furen yang mendengarnya jadi menghela nafas kecil: "Beberapa tahun ini, Adipati Jianning dan Adipati Shouchang sudah mendomonasi ide Departemen Transportasi Air, keluarga lain tidak mungkin bisa menyelak masuk, tidak mundur dari transportasi air, tidak disangka sekarang malah mengambil ide Departemen Rumah tangga istana. Sebenarnya, beberapa tahun ini keluarga Yang sudah banyak meraup untung, mengapa bisa tidak tahu kapan harus mundur?" Bagaimanapun dia tidak mengerti, di bawah langit ini hanya kemakmuran yang diberikan Baginda Raja barulah mangkuk mata pencaharian, yang lainnya hanya berada di permukaan tidak mengakar kuat. Ada berapa banyak hartapun itu hanya kosong belaka.

Xu Lingyi tertawa berkata: "Di bawah langit ini ada berapa orang yang bisa seperti ibu, bisa memandang melewati kekayaan, kekuasaan dan jabatan!"

Tai Furen jadi tertawa keras: "Kamu anak ini, sudah tahu menggoda ibumu." Tertawa lagi, "Sepertinya di kamar ada orang memang lebih baik, bahkan berbicara saja sudah lebih lincah."

Wajah Xu Lingyi jadi sedikit memerah, dia melihat ke kiri dan kanan: "Berkumpul dengan keluarga itu jam berapa? Jangan sampai kita jadi terlambat."

Tai Furen tertawa berkata: "Takut kalian pulangnya lambat, jadi di waktu shenchu (3 sore)."

Xu Lingyi mengeluarkan jam dari sakunya dan melihatnya sekilas: "Masih ada empat jam."

Tai Furen menganggukkan kepalanya, berkata: "Ada hal yang hendak saya diskusikan denganmu sebentar." Sambil berkata, tidak menunggu Xu Lingyi menjawab, langsung berkata, "Zhun Ge, lebih baik taruh di tempat saya saja!"

Xu Lingyi sedikit tertegun.

Tai Furen sudah berkata: "Dia memang ibunya anak, apalagi adalah bibinya, saya bukannya kuatir. Yang saya kuatirkan adalah umurnya masih kecil, baru masuk ke dalam kediaman, banyak urusan, tidak sempat mengurus semuanya, saya bantu dia menjaganya beberapa hari dulu. Tunggu sampai semua urusan sudah bisa diurus, baru berikan Zhun Ge untuknya."

The Sword and The Brocade / A Concubine Daughter and Her TacticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang