Bab 109. Keluarga Ibu (1)

88 19 7
                                    

Lewat dua hari lagi, tanggal menstruasi Shiyi Niang tiba.

Mau tidak mau dia menghembuskan nafas lega yang luar biasa.

Sebenarnya, tanggal menstruasinya selalu tidak tepat, karena hal inilah dia menjadi kuatir. Tidak disangka dengan munculnya situasi baik ini, sesaat suasana hatinya jadi baik sekali.

Bibi Tao mengingatkan dia: "Nyonya sudah mempersiapkan siapa yang akan menjadi pelayan kamar!"

Sesaat Shiyi Niang jadi tertegun.

Setelah menikah, dia merasa Xu Lingyi sama sekali bukan seorang penyuka wanita cantik. Ditambah lagi mereka berdua juga merupakan suami istri sah, di sebelah juga tinggal tiga selir... jadi tidak merasa kalau Xu Lingyi memerlukan seorang pelayan kamar.

Bibi Tai melihat Shiyi Niang tidak mengatakan apa-apa, masih mengira dalam hatinya tidak senang. Buru-buru berbisik di telinganya untuk membujuknya: "Mau seberapa hebat pun, juga hanyalah seorang budak dari tempat nyonya. Mau mati mau hidup, mau diangkat mau ditekan, semua hanya tinggal satu kata dari nyonya. Menurutku, Dongqing dan Hupo itu cocok. Nyonya juga harus mempertimbangkannya!"

Dongqing?

Mengapa sampai mengungkitnya!
  
Shiyi Niang merasa sangat terkejut.

Bibi Tao tertawa menjelaskan: "Saya lihat Dongqing sudah berumur tetapi masih belum menikah, kiranya..."

Shiyi Niang langsung menggelengkan kepalanya: "Bukan, bukan. Sejak kecil dia sudah melayani saya, saya ingin mencarikan yang cocok untuknya."

Bibi Tao tidak terlalu percaya, tetapi tidak baik juga berbicara terlalu banyak tentang hal ini, setelah terus mengingatkan beberapa kali jadi undur diri.

Memangnya harus mempersiapkan seorang pelayan kamar?

Shiyi Niang merasa sangat merepotkan.

Yang penting adalah tidak ada orang yang bisa dipercayai untuk mendiskusikan hal ini, tidak tahu apakah ini adalah aturan di kediaman Xu atau hanya asumsi Bibi Tao saja?

Dia memutuskan melihat dahulu sikap Xu Lingyi.

Tetapi kalau mengatakan sendiri kondisi fisiknya kepada Xu Lingyi dia juga tidak mampu membuka mulut.

Setelah berpikir-pikir, menyuruh Bibi Tao yang pergi mengatakannya.

Menunggu sampai malam ketika kembali ke kamar, Xu Lingyi sama saja seperti sehari-hari tidak ada hal yang berbeda, melihat dia membaca buku masih bertanya sudah membaca sampai mana.

Shiyi Niang juga tidak tahu apakah Bibi Tao sudah mengatakan kepadanya atau belum, tertawa dan mengobrol dengannya beberapa kata, Xu Lingyi sudah tidur dahulu.

Di hari kedua dia bertanya kepada Bibi Tao: "Apa kata Hou Ye?"

"Hanya berkata sudah tahu!" Wajah Bibi Tao juga sedikit heran.

Kalau memang pemeran utama tidak ada pendapat, mereka para pemeran pembantu juga tidak boleh main kuatir saja!

Shiyi Niang menyuruh Bibi Tao undur diri.

Masalah pelayan kamar, jadi tergantung begitu saja.

Sedangkan Tai Furen melihat Shiyi Niang setiap hari ketika datang memberi salam ke tempatnya masih terlihat tenang dan kalem, dalam hati mau tidak mau jadi bertanya-tanya. Dia sengaja menyuruh Bibi Du pergi ke ruang cuci untuk bertanya. Begitu mengetahui belum ada hasil, mau tidak mau jadi merasa sedikit kecewa: "Bukankah katanya hubungan mereka berdua cukup baik ya?"

Bibi Du tertawa dengan nada rendah: "Mana bisa secepat itu. Lagipula umurnya masih kecil, akan semakin tidak mudah."

"Saya sudah tua, hari ini tidak tahu apa yang akan terjadi pada hari esok." Tai Furen sedikit kecewa, "Juga tidak tahu apakah bisa melihatnya atau tidak."

The Sword and The Brocade / A Concubine Daughter and Her TacticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang