Bab 58. Lamaran (1)

119 21 5
                                    

Da Taitai dan putranya berbicara sekian lama, juga sudah sedikit lelah, berkata: "Hari ini kamu berjalan kesana kemari sibuk seharian, lebih baik lebih pagi beristirahat saja!"

Luo Zhenxing baru teringat tujuan kedatangannya.

Dia buru-buru berkata: "Ibu, ada hal yang hendak saya diskusikan dengan ibu!"

Begitu Da Taitai mendengarnya, wajahnya langsung menjadi serius: "Ada masalah apa, kamu katakan saja."

Luo Zhenxing tertawa berkata: "Menurut ibu Qian Ming ini bagaimana orangnya?"

Da Taitai tertegun.

Luo Zhenxing berkata: "Tahun ini dia berumur dua puluh tujuh tahun, masih belum menikah." Kemudian menceritakan perihal babi panggang tersebut, "... saya lihat dia cekatan dalam bertindak, bisa jadi kelak adalah orang yang berambisi tinggi... menurut ibu... mau tidak saya cari orang untuk menyelidikinya?"

Da Taitai langsung timbul minatnya: "Kamu harus bertanya dengan jelas. Jangan sampai di rumah ada satu, tetapi diluar malahan berkata belum menikah. Sampai saat itu, kita keluarga Luo akan menjadi bahan tertawaan!"

"Ibu jangan kuatir!" Luo Zhenxing tertawa, "Saya bisa menyelidikinya dengan baik."

Da Taitai sambil berpikir jadi merasa semakin bersemangat: "Qian Ming ini memang lumayan. Berdasarkan semangat dan kecerdasannya saja tidak ada yang bisa menang darinya. Kalau memang benar bisa jadi, ini benar-benar adalah perjodohan bagus yang penuh keberuntungan dan tidak menghabiskan tenaga dan waktu."

Dia teringat Si Guye (menantu pria keempat) keluarga kedua Luo.

Keluarga Luo mengeluarkan uang dan tenaga, baru dengan susah payah mendapatkan seorang sarjana lulusan ujian negara...

Luo Zhenxing melihat ibunya sudah menyetujui, sambil tertawa bangkit berdiri: "Kalau begitu ibu istirahat saja! Setelah saya mendapat berita yang sudah pasti maka akan datang menemui ibu."

Da Taitai menganggukkan kepalanya, membiarkan Luoqiao mengantarkan Luo Zhenxing keluar, kemudian beristirahat dan tidak mengatakan apa-apa lagi.

Shiyi Niang bolak balik tidak bisa tidur, di hari kedua ketika bangun dan bercermin, pipinya seperti telur yang baru dikupas, tidak ada jejak sedikitpun.

Inilah kelebihan usia muda ya!

Dalam hatinya menghela nafas, kemudian setelah sarapan bersama Wu Niang dan Shi Niang pergi memberi salam kepada Da Taitai.

Da Taitai sama seperti biasa, senyumnya hangat, nada suaranya ramah. Setelah berbicara beberapa kata dengan mereka, bibi Xu masuk membawa pembukuan harian, Da Taitai memberi sinyal mereka sudah boleh mengundurkan diri.

Sama sekali tidak bertanya mengapa Shi Niang datang, juga tidak bertanya apa yang sebenarnya sudah terjadi di rumah, mirip sepeti waktu yang tidak pernah berlalu, tiba di Yanjing, bertemu dengan Yuan Niang, semua mirip seperti mimpi saja.

Tidak perlu bicara yang lain, hanya berdasarkan ketenangan ini saja, sudah cukup membuat orang merasa kagum!

Shiyi Niang diam-diam menghela nafas, dia keluar pintu dengan sedikit melamun.

Wu Niang datang menghampiri dan menggandeng lengannya, berkata dengan mesra: "Shiyi Niang, apa yang kamu lakukan nanti? Atau kita main catur saja? Saya mengalah sepuluh pion untukmu bagaimana?"

The Sword and The Brocade / A Concubine Daughter and Her TacticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang