Bab 56. Urusan Pernikahan (3)

92 21 1
                                    

Biara Huguo terletak di bagian barat Yanjing (Beijing), setiap bulan di tanggal tujuh dan delapan ada pasar biara. Hari ini walaupun bukan pasar biara, tetapi sama seperti biasa orang-orang sudah seperti semut, banyak sekali para peziarah, banyak orang yang datang ke biara dengan kereta kuda atau menaiki keledai untuk sembahyang.

Shiyi Niang mengikuti Shi Niang turun dari kereta, terlihat di depan pintu biara sederet kios kecil yang dinaungi kanopi kain putih, baik yang menjual makanan, atau menjual perhiasan giok, atau menjual kipas kain satin, peralatan minum teh dan barang keperluan sehari-hari lainnya, semuanya cantik dan indah menyenangkan mata, apa saja ada. Mirip sekali dengan tempat wisata yang dulu dia datangi.

Luo Zhenxing dan teman sekolahnya Tuan muda Qian berjalan di depan, dikelilingi oleh pelayan wanita, bibi yang perawakannya kasar serta pengawal kediaman yang tinggi besar, sekali lihat langsung tahu mereka adalah orang kaya dan terpandang, orang awam biasa tentu saja tidak berani mendekat.

Dengan cepat mereka sudah tiba di aula utama dan memasang hio, kemudian diundang oleh kepala biara ke ruang belakang biara untuk beristirahat.

Wu Niang dan Shi Niang sangatlah antusias, sambil memakai topi bercadar melongok ke timur sampai barat. Setelah memasuki ruang belakang biara, masih berlari ke daun jendela dan memandang keluar. Da Taitai yang melihat Shiyi Niang yang tenang dan kalem, mau tidak mau jadi sedikit menganggukkan kepalanya.

Luo Zhenxing menemani Tuan muda Qian datang memberi salam kepada Da Taitai.

Wu Niang dan lainnya buru-buru menghindar ke kamar dalam.

Si Tuan muda Qian itu adalah orang yang sangat pintar berbicara, hanya berkata beberapa kalimat salam yang sederhana sudah jadi mengobrol dengan Da Taitai: "... ada yang jual sisir kayu, bahannya juga beraneka ragam, sekali waktu saya bahkan pernah membeli sebuah sisir dari tanduk sapi jantan asli, hanya menghabiskan sepuluh koin. Di bagian barat ada yang menjual sol sepatu, model dan warnanya sangat lengkap, walaupun tidak bisa dibandingkan dengan model dari Jiangnan, tetapi bentuknya cukup unik. Nyonya sekalian bisa mengutus bibi untuk pergi melihat-lihat. Di bagian selatan ada kios bubur manis 'Niangao Li', spesialisasinya menjual puding gandum hitam, jeli, sosis usus goreng, bakso kuah rebus, rasanya otentik Yanjing, Nyonya harus mencobanya! Pernahkah Nyonya mendengar tentang sosis usus goreng? Isinya dari tepung terigu, air ragi merah, cengkeh, kapulaga, sangatlah enak..."

Dia berbicara dengan lancar, topik pembicaraannya menarik penuh imajinasi, sampai membuat Da Taitai dan Wu Niang serta Shi Niang yang berada di dalam kamar jadi terus tertawa haha. Shiyi Niang malahan merasa pria ini terlalu banyak bicara, dan sering sekali agak dibesar-besarkan, sedikit dangkal. Tetapi Da Taitai sangatlah senang, sampai mengutus orang untuk pergi ke Niangao Li untuk membeli pulang makanan.

Shiyi Niang melihat makanan yang bernama sosis usus goreng tetapi terlihat seperti mochi, tidak berani makan sedikitpun, yang ada Shi Niang makan dengan begitu lahap.

Karena adanya kejadian ini, Da Taitai dan Tuan muda Qian jadi berkurang rasa sungkannya dan bertambah lebih akrab.

Tuan muda Qian bertanya kepada Da Taitai: "Di samping Biara Huguo ini ada sebuah rumah teh bernama 'Vila Shunde', ada sebuah grup opera yang khusus menyanyikan dialek Yuhang,  apakah Nyonya hendak pergi mendengarnya?"

Da Taitai tertawa berkata: "Tidak perlu. Kita duduk sebentar saja dan akan berangkat lagi."

Ketika berbicara, di luar terdengar suara seorang nyonya: "Apakah disini para wanita keluarga Luo dari Yuhang? Nyonya keluarga kami adalah istri dari Jiang Daren dari prefektur Taiyuan."

The Sword and The Brocade / A Concubine Daughter and Her TacticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang