Bab 40. Teka Teki (2)

135 23 3
                                    

Hupo terkejut: "Tidak tahu!"

Pertanyaan ini sama sekali tidak pernah terlintas.

Mata Shiyi Niang langsung terang.

Akhirnya melihat secercah cahaya pagi!

"Orang-orang yang bekerja di rumah boleh dibawa kesini dari kediaman sebelumnya di Yuhang, tetapi kusir kereta sama sekali tidak boleh dibawa dari kediaman lama." Dia tertawa dan berkata kepada Hupo, "Besok kamu bawa dua perak, suruh si kusir kereta membantu kamu pergi beli pulang makanan yang terkenal di Yanjing. Ambil kesempatan ini, tanya dia kenal dengan keluarga Jiang dari Leping tidak?"

Hupo ragu-ragu: "Seorang kusir kereta, bagaimana bisa mengenal keluarga Jiang dari Leping?"

"Kamu tumbuh besar di pekarangan dalam, ada hal-hal yang kamu tidak tahu." Shiyi Niang tertawa, "Hendak mencari informasi dengan cepat, siapapun tidak bisa menandingi porter barang, penarik kuda dan kusir kereta. Mereka berjalan dari desa ke desa, dari pintu ke pintu, mengenal banyak orang, menemui banyak peristiwa, kalau ada sedikit saja angin berhembus di Yanjing pasti tidak akan lolos dari mata dan telinga mereka. Pokoknya kamu tanya dengan seksama saja. Sekalian cari tahu tentang peristiwa tuan muda Wang memukul mati orang." Berkata sampai sini, alisnya sedikit mengkerut, "Kalau sampai pelayan keluarga Xu bisa tahu, orang-orang ini tidak mungkin tidak tahu." Suaranya menjadi pelan, "Kalau beruntung, alasan mengapa tuan muda Wang masih belum mempunyai istri.... bisa jadi ada rumor yang beredar!"

Hupo menganggukkan kepalanya, mengiyakan dan pergi keluar.

Dongqing terlihat sangat tertekan: "Nona, si tuan muda Wang itu.... tidak perduli apa pun alasannya memukul orang sampai mati, pokoknya bukanlah seorang yang baik. Lebih baik nona jangan lagi mempunyai pemikiran seperti itu!"

"Saya tahu." Shiyi Niang tertawa pahit, "Manusia itu cenderung berharap. Merasa kalau masih ada yang akan datang bisa bertemu yang lebih baik, karena itu semua keraguan, tidak bisa memutuskan, perdebatan.... nanti kalau yang akan datang sudah tidak ada lagi, maka hanya bisa fokus melihat yang di depan mata!"

Dongqing benar-benar tidak mengerti: "Nona, kamu ini...."

"Tidak apa-apa, tidak apa-apa." Shiyi Niang melambaikan tangannya, "Kita tidur pagian saja, hari ini sudah jalan seharian, benar-benar capai sekali!"

*****

Keesokan harinya waktu Sichu (jam 09.00), Wu Niang dan Shiyi Niang pergi memberi salam kepada Da Taitai. Da Taitai sudah bangun dari tadi, di dalam kamar peti-peti bertebaran, Da Taitai duduk di atas kursi luohan, mendengar Da Nainai dan bibi Xu mengambil buku pembukuan dan mencatat barang-barang yang ada di dalam peti, Liu Yiniang dengan mata di bawah dengan taat melayani.

Melihat mereka berjalan masuk, Da Taitai hanya mengangkat kepalanya: "Sudah datang!"

Wu Niang dan Shiyi Niang buru-buru maju dan memberi hormat kepada Da Taitai dan Da Nainai.

"Saya sedang sibuk disini, kalian pergi beristirahat saja!" Suara Da Taitai biasa-biasa saja.

Semua orang tahu kalau Liu Gelao sudah undur dari jabatannya, ketiga Lao Ye keluarga Luo sedang dirumahkan.... karena itu melewati hari-hari dengan hati resah. Siapa yang masih berani bertanya dan berbicara di depan Da Taitai.

Keduanya maju memberi hormat dan mundur keluar.

Wu Niang bertanya kepada Dujuan yang mengantar mereka: "Sedang apa?"

The Sword and The Brocade / A Concubine Daughter and Her TacticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang