Bab 111. Xishan

80 15 2
                                    

Ketika Shiyi Niang selesai bersih-bersih, Xu Lingyi sudah naik ke atas ranjang, berdua bersandar di kepala ranjang dan mengobrol.

"Wu Dimei pindah tinggal di taman bunga, Er Sao jadi pergi ke vila di Xishan. Saya sudah memanggil pulang para pelayan di tiap-tiap halaman. Kalau tidak di dalam rumah pasti akan berantakan..."
Xu Lingyi menceritakan apa yang terjadi di dalam rumah selama beberapa hari ini kepada Shiyi Niang, "Ibu sudah tua, Er Sao juga tidak berada di samping, kamu harus banyak membantu menjaga orang tua!"

Shiyi Niang buru-buru mengiyakan. Teringat Tai Furen dan Xu Lingyi selama ini selalu memperlakukan Er Furen dengan hormat, jadi berdiskusi dengan Xu Lingyi: "Mau tidak utus orang pergi menanyakan kabarnya? Coba lihat apakah ada barang yang dia inginkan, jadi bisa sekalian dibawa kesitu."

Xu Lingyi melihat dia begitu pengertian, jadi tertawa dan menganggukkan kepalanya, pandangannya menjadi lembut: "Kamu bisa berpikir seperti itu bagus. Dia sendirian di dunia ini, kita sebagai adik dan adik ipar harus banyak menjaganya. Kalau punya waktu luang juga boleh pergi berjalan-jalan ke tempatnya." Sambil berbicara, jadi mengungkit tentang tanah Shiyi Niang, "Di Departemen Tenaga Kerja ada seorang petugas pencatatan administrasi bernama Chen Ping, walaupun lahir dari lulusan provinsi, tetapi sangat ahli dalam perihal pengairan. Sebelumnya saya pernah mendengar dia menanam entah pohon buah apa di Daxing. Jadi mencarinya untuk bertanya-tanya. Tadinya bermaksud untuk mengundang dia pergi melihat-lihat tanah pertanianmu, siapa sangka begitu mendengar saya mempunyai lima ratus mu tanah lereng, jadi sangat tertarik. Jadi hendak menyewa tanah itu pertahun seratus perak. Saya rasa harga segitu cukup bagus, bagaimana pendapatmu?"

Shiyi Niang tidak menyangka gerakan Xu Lingyi begitu cepat. Otaknya langsung berputar cepat: "Hou Ye berpengalaman dan banyak pengetahuannya, kalau berkata harga segitu cukup bagus, seharusnya tidak akan salah. Hanya kalau saya menyewakan tanah ini kepada Chen Daren, para pelayan bawaan dari rumah jadi tidak ada pekerjaan. Kalau setiap hari duduk menganggur, takutnya bisa muncul persoalan. Saya dengar dari Pengurus Jia, tanah itu bagusnya ditanam pohon buah-buahan. Tidak tahu apakah Hou Ye sudah membicarakan detil penyewaan dengannya? Menurutku, pohon buah-buahan juga tidak bisa dipanen dalam waktu satu dua tahun, pasti sekali sewa akan sewa beberapa tahun. Boleh tidak Hou Ye bantu tanyakan, Chen Daren itu hendak menyewa berapa tahun? Apakah harga sewa ini sudah dipatok mati? Atau masih mengikuti pergerakan harga tanah di sekitarnya?"

Suaranya jernih bagaikan lonceng, begitu banyak yang dikatakan, tetapi setiap perkataannya jelas dan teratur serta membicarakan poin-poin penting.

Xu Lingyi yang mendengarnya matanya jadi terang, jadi melihatnya dengan pandangan baru dan duduk dengan tegak, berkata: "Chen Ping hendak menyewa sepuluh tahun, setiap tahun dipatok mati seratus perak pertahun, sekali bayar sewa selama tiga tahun dulu. Kalau setelah sepuluh tahun hendak disewakan lagi, harus memprioritaskan dia terlebih dahulu."

Shiyi Niang bisa mendengar lagi sebuah kesempatan.

Tanah itu satu mu seharga lima perak, lima ratus mu tanah berarti dua ribu lima ratus perak, sedangkan Chen Ping sekali sewa membayar semuanya tiga ratus perak...

Dia terdiam sesaat kemudian berkata: "Di sekitar Yanjing tanah lereng yang jumlah semuanya lima ratus mu seharusnya tidak ada lagi ya?"

Xu Lingyi jadi tertawa: "Benar. Kalau tidak, dia juga tidak akan membayar tiga tahun sekaligus."

Dalam hati Shiyi Niang jadi ada sedikit keyakinan.

The Sword and The Brocade / A Concubine Daughter and Her TacticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang