Bab 104. Marah (2)

109 23 6
                                    

Usul Xu Lingyi membuat semua orang menjadi terdiam.

Tujuan kedua yiniang bukannya hendak menjadi biksuni, tetapi melarikan diri dari keluarga Luo. Hanya menjadi biksuni, menjadi orang yang tidak lagi hidup di dunia fana, tidak akan mengejar lagi semua hal duniawi. Mendirikan aula leluhur, kalaupun Da Laoye setuju, kedua yiniang juga belum tentu setuju.

Luo Zhenxing malahan berkata: "Ide Hou Ye ini baik, nanti saya diskusikan dahulu dengan ayah baru kita bicara lagi."

Xu Lingyi menganggukkan kepalanya, tertawa berkata: "Saya pergi memberi salam kepada ayah mertua, kemudian pulang bersama Shiyi Niang!"

Di luar lentera mulai dinyalakan.

Semua orang mengelilingi Xu Lingyi pergi ke tempat Da Laoye, di depan Da Laoye hanya berkata karena mendengar Da Taitai sudah sakit, jadi sengaja datang menjenguk.

Da Laoye berterima kasih atas perhatian Xu Lingyi, berkata beberapa hal seperti 'tidak terlalu mengkuatirkan' dan semacamnya dan hendak meminta Xu Lingyi tinggal untuk makan malam, Xu Lingyi memberi alasan hari sudah terlalu malam, jadi bersikeras hendak pulang, Da Laoye melihat kondisi rumah sedang ribut, juga tidak menahannya lagi, mengantar Xu Lingyi dan Shiyi Niang keluar pintu.

Mereka berdua naik ke kereta kuda masing-masing, bibi yang ikut datang dengan kereta tiba-tiba menyodorkan sebuah kantung minyak kepada Dongqing yang ikut pulang: "Nona berikan kepada Furen untuk mengisi perut sedikit!"

Barang yang tidak jelas asalnya, Dongqing mana berani memberi Shiyi Niang makan, dengan hormat berterima kasih bibi tersebut.

Bibi tersebut ikut kereta kuda berjalan di luar, matanya yang tajam melihat, tertawa berkata: "Nona tidak perlu curiga, ini diberikan oleh Hou Ye."

Dongqing mendengarnya langsung membuka untuk Shiyi Niang dengan tawa sumringah: "Di dalam hati Hou Ye mengingat nyonya loh!"

Shiyi Niang tertawa membuka kantung tersebut.

Sebuah bakpao daging yang masih panas.

Dia menggigit satu gigitan.

Isinya daging babi dengan sawi putih.

Shiyi Niang menemukan lagi satu keuntungan menikah dengan Xu Lingyi — asalkan orang yang berada di sisinya, akan dilindungi dan diperhatikan olehnya.

Pulang kembali ke kompleks Hehua, berdua seperti biasa pergi memberi salam dahulu kepada Tai Furen.

Tai Furen bertanya tentang kondisi sakit Da Taitai.

Shiyi Niang tidak sempat menjawab, Xu Lingyi sudah berkata dengan datar: "Tidak apa-apa. Kedua yiniang hendak menjadi biksuni, jadi sedikit emosi."

Tai Furen menganggukkan kepalanya: "Nyonya besan tidak sakit berat itu cukup baik."

Shiyi Niang berterima kasih atas perhatian Tai Furen, Tai Furen jadi bertanya kepada Xu Lingyi: "Sudah makan belum. Kalau belum, saya suruh dapur menyiapkannya."

"Sudah makan!" Wajah Xu Lingyi datar berkata, "Hanya tidak terbiasa dengan makanan Jiangnan, jadi tidak kenyang. Nanti pulang makan semangkuk bakmi saja."

Shiyi Niang terkejut, tidak menyangka Xu Lingyi bisa berkata seperti itu. Juga sangat berterima kasih, jangan sampai berpikir putranya pergi ke rumah ayah mertua, tetapi ayah mertua tidak memperhatikannya bahkan tidak melayani makan malam... memang hari ini situasi sedikit lain — kalau tinggal makan di keluarga Luo, takutnya bisa malam sekali baru pulang.

The Sword and The Brocade / A Concubine Daughter and Her TacticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang