Bab 44. Menonton Pertunjukkan (1)

159 24 4
                                    

Shi Niang berbalik badan, mengangkat bawah dagunya, walaupun dia tersenyum-senyum melihat Wu Niang, tetapi pandangan matanya terlihat sinis: "Kakak untuk apa begitu emosi, pokoknya nanti saya bisa beritahu dirimu!"

Di ruangan itu semuanya adalah orang yang cerdas, langsung bisa melihat kalau kedua saudari Luoshi ini tidak cocok, masing-masing langsung menonton dari tempatnya.

Shi Niang muncul tanpa sebab, pandangan mata Da Taitai yang dingin, situasi adiknya belum ketahuan, sikap Shi Niang yang memancing ini membuat Wu Niang yang aslinya tidak terlalu sabar langsung naik darah, kedua matanya berapi-api, maju kedepan dua langkah, mulutnya sudah siap hendak menegur Shi Niang, tetapi ditahan tepat waktunya oleh Shiyi Niang.

"Kakak Shi kalau berbicara harus berhitung-hitung lho!" Shiyi Niang sedikit memiringkan kepalanya, tertawa sedikit menggoda, "Kalau tidak pulang nanti, kita akan beritahu ibu kalau kamu meminjam pemerah pipi kami tetapi tidak mengembalikannya. Biar ibu menegur kamu!" Selesai berkata, melihat ke arah Wu Niang sambil berkedip-kedip, "Kakak Wu, bagaimana menurutmu?"

Perawakan Shiyi Niang kelihatannya lembut dan lemah tetapi jarinya yang kurus mencubit lengan Wu Niang dengan kencang, sampai dia merasa kesakitan. Tetapi karena rasa sakit ini, membuat Wu Niang menjadi cepat tersadar kembali. Ketika Shiyi Niang berkata "memberitahu ibu", dia sudah tenang kembali.

Benar juga, dalam semua hal ibu yang memutuskan!

Adik Si itu penakut, kalaupun dia membiarkan Shi Niang keluar, pasti karena sudah tertipu. Kalaupun ibu menghukumnya, paling hanya melarangnya keluar dan meniadakan uang saku bulanannya, tunggu hari-hari berikutnya, San Yiniang pergi membantu memohon ampun, maka semuanya akan berlalu. Kalau sekarang dia melakukan hal yang tidak sopan, tidak hanya membuat malu, tetapi merusak reputasi keluarga Luo, maka rencana kecil dalam hatinya sudah pasti tidak akan terwujud. Dan hanya dengan begitu saja jadi memberi keuntungan bagi Shiyi Niang....

Berpikir sampai disini, dia jadi melihat Shiyi Niang sekali.

Adik yang selama ini selalu rendah hati dan sabar di depannya, saat ini matanya yang melihat dirinya terlihat penuh dengan kekuatiran.

Takut dia membuat keributan ya!

Dalam hati Wu Niang tiba-tiba muncul perasaan bersalah.

Dirinya terus mengawasinya, pada saat yang krusial seperti ini malahan membantu dirinya.... ada kejadian Si Yiniang yang berbuat kesalahan sebelumnya, ibu tidak akan pernah membiarkan Shi Niang masuk ke keluarga Xu, asalkan Shiyi Niang tetap diam, karena kalau burung dan tiram berselisih, yang beruntung justru si nelayan Shiyi Niang ini. Tetapi dia justru melepaskan kesempatan ini....

Hal ini tiba-tiba terlintas di kepalanya.

Tetapi dalam hatinya ada perkataan begini juga: mungkin Shiyi Niang memang sama sekali tidak tahu bahwa semuanya ini merupakan pertaruhan, hanya karena dia memang benci kepada Shi Niang maka mengambil keputusan membantunya. Bagaimanapun, Shi Niang sewaktu tinggal di atasnya, sering sekali mengganggunya....

Berpikir terlalu panjang, toh emosi Wu Niang itu hanya kejadian sesaat. Melihat pandangan semua orang di ruangan tersebut tertuju kepadanya, dia tertawa berkata: "Ide adik Shiyi ini bagus. Kalau sampai adik Shi tidak beritahu kami, kami akan pergi melapor ke ibu.... biar ibu yang menegur dia." Sambil berkata, dia jadi tertawa he he, diantara ekpresinya yang riang juga belagak ksatria, seperti sedang bermain-main saja dengan para adiknya.

The Sword and The Brocade / A Concubine Daughter and Her TacticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang