Bab 83. Terus Menerus

91 18 1
                                    

Beberapa hari setelah tunangan, Xu Lingyi dengan pasukannya kembali ke pengadilan istana.

Pasukan besar negara berhenti di markas besar Xishan yang jaraknya enam puluh kilometer dari Yanjing, Xu Lingyi memimpin jenderal-jenderal dan tiga ribu pasukannya mengadakan upacara penyerahan sandera pada siang hari pada tanggal enam bulan enam.

Hari itu, kota menjadi kosong dan jalanan menjadi sepi semua pergi menonton Tuan Xu...

Shiyi Niang malahan membawa Hupo dan Dongqing pergi menjemur pakaian, selimut di rumah, mengambil kesempatan ini untuk menyimpan keranjang-keranjang.

Zhuxiang membawakan mereka air kacang hijau untuk melepas dahaga.

"Istirahat dulu!" Shiyi Niang memandang matahari yang bersinar terik, memanggil Hupo dan Dongqing yang sibuk di dalam halaman.

Mereka berdua membawa hawa panas yang membakar orang masuk ke dalam ruangan, mengambil secawan air kacang hijau dan langsung meneguknya sampai habis baru meletakkan cawannya.

"Taruh gula?" Dongqing tersenyum-senyum bertanya kepada Zhuxiang.

Zhuxiang menganggukkan kepala: "Saya bilang Nona Shiyi yang menginginkannya, dapur langsung menaruh gula."

Belum juga menikah ke keluarga Xu, sikap semua orang terhadap orang-orang Shiyi Niang sudah tidak sama.

Zhuxiang berkata dengan ragu: "Bibi Shen di dapur berkata, anak perempuannya sangat cakap, ketika nona pergi, apakah bisa membawa anaknya ikut serta."

Semua orang memandang Shiyi Niang.

Shiyi Niang tertawa berkata: "Katakan kepadanya, hal seperti ini ibu yang memutuskan."

Zhuxiang menganggukkan kepalanya, menyimpan mangkuk dan mengembalikannya ke dapur.

Hupo bergumam tidak jelas: "Nona, nona mau tidak melihat beberapa orang... pasti ada caranya..."

Shiyi Niang tidak berkata apa-apa.

Dongqing malahan mengangkat kepala melihat ke langit: "Hari yang begitu panas, juga tidak tahu apakah Houye bisa manahannya? Jangan sampai sakit karena kepanasan!"

Shiyi Niang jadi tersenyum: "Jangan kuatir, keluarga Xu sudah memberi hadiah pertunangan. Tidak peduli apa yang terjadi dengannya, saya pasti akan menikah kesitu."

Dongqing yang mendengarnya malahan berkata dengan serius: "Nona, Houye memperlakukanmu dengan begitu baik, nona tidak boleh berkata hal seperti ini lagi!"

Kata 'baik' di mulutnya, menunjuk kepada keluarga Xu yang memberi Shiyi Niang emas kawin lima ribu batang perak... dibandingkan dengan keluarga Wang yang memberikan kepada Shi Niang seribu perak dan keluarga Qian yang memberikan kepada Wu Niang dus ratus perak, sungguh sudah memberi muka kepadanya.

Shiyi Niang memutuskan tetap berdiam diri.

Dalam hal ini, dia dan Dongqing sungguh tidak sepakat.

Uang emas hanyalah untuk diunjuk di permukaan saja, baik muka keluarga Luo maupun keluarga Xu. Lagipula, karena emas kawin keluarga Xu kalau ditotal sudah lebih dari sepuluh ribu perak, oleh karena itu Da Taitai mau tidak mau menaikkan harga sesuai keadaan, mempersiapkan mahar sebesar sepuluh ribu perak untuknya. Tentu saja, hasil seperti ini Shiyi Niang sangat menyetujuinya — siapa yang tidak suka kalau maharnya banyak sih! Ditambah lagi diantara hadiah tunangan dari keluarga Xu seperti perhiasan kepala yang benar-benar berharga, kain, aksesoris pakaian semuanya akan diberikan kepadanya, sampai saat itu akan menjadi mahar yang akan dibawa olehnya pergi ke keluarga Xu. Kalau benar-benar dihitung, keluarga Xu paling hanya mengeluarkan dua, tiga ribu perak saja, sedangkan dia sudah membawa dua rumah pedesaan, dua halaman pergi kesitu, berdasarkan ini saja, sudah seharga lima ribu perak lebih... keluarga Xu ini benar-benar mendapatkan muka juga mendapatkan isinya.

The Sword and The Brocade / A Concubine Daughter and Her TacticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang