Bab 54. Urusan Pernikahan (1)

1K 39 29
                                    

"Ada, ada, ada!" Dongqing buru-buru pergi melapor kepada Shiyi Niang.

Shiyi Niang membiarkan Hupo menemani Shi Niang memilih barang, sendiri mengganti baju rumahan dan pergi bertemu dengan Da Taitai.

Di dalam pekarangan, bertemu dengan bibi Xu.

Dia dengan sungkan menyapa Shiyi Niang: "Kamu datang menemui Da Taitai bukan?"

"Benar!" Shiyi Niang tertawa dan bertukar sapa dengannya, "Bibi sedang sibuk ya!"

Ini hanyalah kata-kata basa basi biasa, siapa sangka bibi Xu mengangkat tangannya dan mengeluarkan barang di dalamnya: "Ginseng ratusan tahun yang ada di ruang penyimpanan Da Taitai, hendak memberikannya kepada Dagu Nainai."

Kemarin sudah terjadi begitu banyak hal, sepertinya Da Taitai hatinya tidak tenang?

Shiyi Niang tertawa ke arah bibi Xu, kemudian mengangkat tirai masuk ke aula.

Da Laoye tidak ada, Da Taitai sedang sarapan sendirian, didepannya ada semangkuk bubur putih, di meja ada empat, lima macam sayuran.

"Sudah makan belum." Dia bertanya dengan wajah ramah kepada Shiyi Niang, belum juga Shiyi Niang menjawab, sudah memberi perintah kepada Shanhu yang ada di sampingnya, "Beri mangkuk sumpit kepada nona Shiyi."

Shiyi Niang sudah sarapan.... tetapi suasana bisa mengakrabkan diri dengan pemimpinnya tidak boleh dilewatkan.

Dia tersenyum-senyum berterima kasih dan duduk, Shanhu memberikannya semangkuk kecil bubur putih.

Tepat sekali perkataan apabila mengenal orang di pengadilan istana maka lebih gampang menjadi pejabat. Hupo dan Shanhu berteman baik, Shanhu jadi lebih menjaga orang-orang di tempat Shiyi Niang. Sudah tahu kalau Shiyi Niang sudah sarapan sebelumnya, jadi cuma ambilkan semangkuk kecil bubur kecil — sehingga bisa memenuhi keinginan Da Taitai juga tidak kehilangan etiket karena tidak habis.

Shiyi Niang dengan pandangan berterima kasih tertawa kepada Shanhu.

Shanhu mengetahui kalau Shiyi Niang mengetahui maksud baiknya, juga tertawa.

Semua orang duduk makan tidak bersuara, Shiyi Niang mengikuti Da Taitai pergi ke ruangan di barat duduk di kursi bata dekat jendela.

Da Taitai menggerutu: "Ini ranjang bukan ranjang, sofa bukan sofa, kalau dilapisi matras jadi panas, tidak dilapisi duduknya jadi keras.... masih lebih baik sofa Babu dan sofa Luohan kita."

Shiyi Niang memapah Da Taitai naik ke atas kursi bata, membantunya mendorong jendela setengah terbuka, angin musim semi yang dingin dan segar berhembus menerpa.

"Saya akan membuatkan beberapa alas bambu!" Shiyi Niang tertawa, "Jadi duduknya bisa lebih nyaman."

Da Taitai tertawa menganggukkan kepalanya: "Kamu selalu berpikir sangat menyeluruh." Kemudian memegang tangannya, "Shi Niang sedang memilih baju di kamarmu? Membuatmu menderita ya."

"Tidak menderita kok." Shiyi Niang tertawa, "Kapal yang diperbaiki bersama membuat kapal terus berlayar. Saya dan kakak Shi dalam kehidupan ini adalah kakak adik, tidak tahu apakah di kehidupan selanjutnya bisa mempunyai keberuntungan seperti ini. Hanya beberapa potong pakaian dan perhiasan, tidak ada artinya bukan?"

The Sword and The Brocade / A Concubine Daughter and Her TacticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang