Bab 116. Masa Lalu (2)

157 18 5
                                    

Hupo tertawa berkata: "Setelah itu Dagu Nainai mengirim Qiuluo ke Banyueban untuk melayani Hou Ye, anggap sudah mengalah. Berdua perlahan-lahan jadi baikan kembali." Berkata sampai disini, di tengah dahinya jadi muncul sedikit keraguan.

"Menyuruhmu pergi mencari tahu, bukan untuk menceritakan setengah, kemudian meninggalkan setengahnya lagi!" Shiyi Niang yang melihatnya alisnya jadi mengkerut.

Hupo buru-buru menjelaskan: "Saya hanya mendengarnya dari Bibi Xiang, tidak tahu apakah benar atau tidak, juga merasa masalah ini sedikit ganjil, karena itu jadi tidak tahu apakah harus mengatakannya atau tidak." Sambil berkata, suaranya jadi merendah, "Kata Bibi Xiang, wajah Qiuluo dan Tong Yiniang yang sudah meninggal hampir mirip lima, enam puluh persen. Dia berkata lagi, waktu itu di kediaman beredar gosip, katanya Dagu Nainai mencelakai Tong Yiniang sampai mati, sekarang menebusnya dengan Qiuluo yang wajahnya mirip dengan Tong Yiniang, barulah Hou Ye turun emosinya."

Xu Lingyi bisa marah kepada istri sah demi seorang selir?

Shiyi Niang teringat kepada wajahnya yang dingin, jadi tertawa: "Kamu percaya perkataan ini?"

Hupo berkata dengan tergagap-gagap: "Tentu saja tidak percaya."

Kalau tidak percaya, untuk apa tergagap-gagap.

Bahkan Hupo orang yang selalu berpikir dengan seksama bisa merasa Hou Ye sangat memandang tinggi si marga Tong, apalagi orang lain?

Shiyi Niang tersenyum, mengganti topik pembicaraan: "Setelah Tong Yiniang meninggal, apakah Tai Furen berkata sesuatu?"

"Tai Furen tidak berkata apapun." Hupo berkata, "Er Furen malahan membiarkan Qin Yiniang melayani di tempat Tai Furen. Dengar dari Bibi Xiang, sebelum Er Saoye lahir, Qin Yiniang tidur dan makan, keluar masuk bersama Er Furen, karena masalah ini Dagu Nainai sampai mencari Er Furen, tetapi tidak tahu apa yang dikatakan Er Furen, Qin Yiniang jadi merawat kehamilannya di tempat Tai Furen."

Tidak heran di dalam kediaman bisa beredar rumor Tong Yiniang dibunuh oleh Yuan Niang...

Shiyi Niang berkata dengan muram: "Tahu bagaimana Qiuluo meninggal?"

"Ketika melahirkan anak mengalami pendarahan!"

"Bagaimana anaknya meninggal?"

Suara Hupo jadi merendah: "Katanya anak itu lahir dengan kondisi tidak baik, Dagu Nainai sudah mengundang tiga orang tabib yang paling ahli dalam mengurus anak dari balai pengobatan istana tinggal di rumah untuk mengobati bayi tersebut, tetapi tetap tidak bisa diselamatkan."

"Bukankah Tai Furen dan Hou Ye sangat sedih?"

Di dinasti Zhou ada sebuah praktek 'kehilangan gelar kalau tidak ada keturunan lelaki', kalau mengangkat anak lelaki, harus titah khusus dari kaisar, karena itu keturunan lelaki di keluarga bangsawan bukan hanya sesederhana untuk melanjutkan keturunan saja...

"Dengar-dengar Hou Ye tidak tidur semalaman." Hupo berkata, "Bukan hanya Hou Ye yang hatinya sedih, Dagu Nainai juga sedih — Dagu Nainai sudah mempersiapkan anak Qiuluo nanti akan diasuh dibawah namanya. Karena masalah ini, mereka berdua jadi tinggal bersama kembali."

Shiyi Niang yang mendengarnya jadi sedikit melamun.

Apakah penderitaan dan kesulitan lebih mudah membuat orang berubah menjadi lebih berbesar hati!

The Sword and The Brocade / A Concubine Daughter and Her TacticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang