Bab 96. Pelayan Bawaan (3)

74 13 6
                                    

Kembali ke ruangan, mau tidak mau harus memanggil Hupo, Dongqing, Binju, Zhuxiang datang ke depannya, memberitahu mereka mengenai Dongqing harus sementara pergi bersembunyi dahulu di luar kediaman.

Dongqing yang mendengarnya pandangannya jadi sedikit suram: "Saya yang membuat Furen terlibat."

"Perkataan apa ini." Shiyi Niang tertawa berkata, "Di setiap keluarga juga ada perihal seperti ini. Untung kita masih mempunyai rumah pedesaan dan kediaman sendiri, apalagi kamu adalah orang disampingku yang paling cakap, kalau didepan orang katakan saja hendak mengurus urusan disana. Hitung-hitung untuk menjaga muka sedikit."

Zhuxiang berkata dengan suara rendah: "Kalau begitu pekerjaan kita apakah harus diatur dari awal lagi?"

"Tidak perlu begitu repot." Shiyi Niang tertawa berkata, "Paling hanya empat, lima bulan waktunya, biar Hupo yang sementara gantikan pekerjaan Dongqing saja."

Orang-orang ini mengiyakan, Dongqing dan Hupo melayani Shiyi Niang beristirahat siang. Waktu Weichu lewat seperempat jam (1.15) mereka membangunkannya, Istri Nanyong masuk untuk menata rambutnya dari awal lagi, dia melihat jam dan pergi ke tempat Tai Furen.

Ketika masuk ke dalam pas waktu Weicen kurang seperempat jam (1.45).

Shiyi Niang diam-diam mengingat berapa lama durasi waktu perjalanan dari tempatnya ke tempat Tai Furen.

Kali ini, dia paling pagi, Tai Furen baru bangun, sedang menata rambut. Dengan cepat menyuruh Bibi Du untuk menyajikan air pir Sanzha untuknya.

"Suruh tunggu sebentar, saya sudah akan siap."

Bukankah seharusnya menyajikan teh? Mengapa memberinya air pir sanzha... ini seharusnya untuk menyenangkan anak kecil dong!

Shiyi Niang memandang air manis transparan yang berwarna coklat tersebut, dia menundukkan kepalanya, menelan seteguk demi seteguk kecil, rasanya yang manis asam sangat mengalir panjang, terus mengalir sampai dalam perut.

Bibi Du memapah Tai Furen berjalan keluar.

"Enak tidak?" Tai Furen tertawa hehe memandang ke Shiyi Niang yang minum air pir sanzha dengan mata menyipit.

Shiyi Niang tertawa sambil menganggukkan kepalanya: "Enak!"

Tai Furen jadi tertawa: "Ketika saya masih muda saya suka meminumnya, sekarang umur sudah tua, kalau gigi terkena makanan manis jadi asam..."

Ketika sedang berbicara, Wu Furen melangkah masuk dengan cepat.

Di belakangnya berkerumum segerombolan pelayan dan bibi.

Tai Furen buru-buru berkata: "Kamu pelan sedikit, kamu pelan sedikit."

Bibi Du sudah maju ke depan memapahnya.

"Saya tidak apa-apa." Wu Furen tertawa berkata, "Kalau tidak, saya juga tidak berani datang ke tempat ibu — Wu Ye kalau tahu saya tidak enak badan masih sembarangan lari, bisa memarahi saya." Mulutnya menyalahkan, tetapi pandangannya terlihat gembira.

Bisa dilihat, hubungan mereka berdua sangat baik.

Tai Furen yang mendengarnya juga senang, menyuruh Bibi Du ikut bermain mengisi kekosongan, bersama pergi ke ruang tengah sisi timur.

The Sword and The Brocade / A Concubine Daughter and Her TacticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang