Bab 22. Berangkat

163 32 1
                                    

Pada tanggal delapan belas bulan pertama, waktu Shaxi. Cocok untuk membangun pondasi bangunan, memperbaiki kuburan, renovasi bangunan, menerima menantu pria, berpergian, memohon rejeki, berobat, menghindari pernikahan, memasang balok tengah bangunan, memasang barang, meninggalkan rumah, lamaran.

Langit baru saja terang, pintu utama kediaman Luo terbuka lebar, di paling depan sebuah kereta Delapan Harta beratap hijau tua berumbai mutiara, mengikuti di belakangnya dua buah kereta Atap Istana beroda merah, kemudian ada dua puluh kereta biasa bercat hitam yang mengikuti rapat di belakang, disekelilingnya ada lapisan pengawal yang mengawal rombongan ini, suara kaki kuda de de de, suara roda berputar, terdengar berderap membahana menuju pintu gerbang timur.

Seluruh kota Yuhang jadi terbangun. Orang-orang yang bangun pagi menuju ke pasar berkumpul berdua atau bertiga di pinggir jalan melihat keramaian.

"Lihat, kereta kuda keluarga Luo...."

"Benar-benar megah!"

"Baru saja lewat tahun baru, mereka mau kemana?"

"Dengar-dengar ke Yanjing mengunjungi putri dan menantunya!"

Shiyi Niang yang berada di dalam kereta kuda, tidak bisa mendengar percakapan di luar, tangannya dimasukkan didalam lengan bajunya, jarinya mengelus pelan potongan permukaan batu mulia yang dingin tetapi licin mengkilap seperti cermin, dalam hatinya seperti permukaan sungai yang bergelombang tidak bisa merasa tenang.

Itu adalah batu safir sebesar telur burung.

Pemberian Wu Yiniang ketika dia pergi mengucapkan salam perpisahan.

"Di tempatku hanya ada barang yang diberikan oleh Da Taitai, semuanya masuk dalam buku keuangan, jadi tidak bisa diapa-apakan. Hanya ada batu safir ini, yang tuan besar berikan ketika saya baru tiba di Fujian, tidak ada yang tahu akan hal ini.... kali ini kamu pergi ke Yanjing, jauhnya ribuan li, saya juga tidak bisa ikut disampingmu, jadi simpan baik barang ini, kalau ada apa-apa jadi bisa ditukar perak untuk melindungi diri. Sepanjang perjalanan harus mendengar Da Taitai, jangan sampai membuat dia emosi, harus berhubungan baik dengan nona Wu, jangan sampai menimbulkan perdebatan. Dalam melakukan sesuatu harus mengalah.... dalam segala hal harus berhati-hati...." Berkata sampai terakhir, air matanya sudah turun seperti hujan, "Saya juga sudah berpikir jelas. Ditempatku kamu jarang datang supaya bisa membuat Da Taitai senang, baru kamu ada masa depan yang baik.... seumur hidupku, hanyalah memohon kamu bisa mendapat pernikahan yang baik...."

Benarkah sudah berpikir jelas?

Sepertinya lebih karena tidak ada pilihan lain!

Berpikir sampai titik ini, Shiyi Niang merasa hidungnya mulai terasa gatal.

Wu Yiniang sudah lama kehilangan menjadi selir favorit, ketika dia sakit, uang yang ada di simpanannya juga dipakai sudah hampir habis, batu safir ini, sepertinya adalah sisa hartanya yang menjadi pegangan untuk melindungi diri sendiri dikala susah....

"Selir jangan kuatir, beberapa tahun ini ibu sangatlah murah hati kepadaku, bahkan membuatkan hiasan kepala untukku, di tempatku tidak kekurangan uang.... ini selir simpan saja!"

Merasa bersalah karena sudah menempati tubuhnya, bagaimana mungkin masih menginginkan barangnya!

Wu Yiniang malahan bersikeras menyuruh dia menerimanya: ".... dalam dua tahun ini walaupun kamu jarang bertemu dengan saya, tetapi setiap festival perahu naga, festival musim gugur, tahun baru musim semi, kamu datang memberikan salam kepadaku, tidak pernah terlambat, ketika bertemu dengan saya, juga hanya bergembira tidak ada kekuatiran. Walaupun saya bodoh, dalam hati juga mengerti, kamu takut kalau kita nanti terlalu akrab bisa membuat hati orang tidak nyaman.... tetapi sudah sampai saat seperti ini, kamu tetap saja tidak mau menceritakan apapun kepadaku...."

The Sword and The Brocade / A Concubine Daughter and Her TacticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang