Bab 11. Reaksi (2)

217 31 1
                                    

Tidak banyak kerjaan?

Orang ini sungguh banyak waktu!

Sebentar di tempat Da Taitai, sebentar di tempat nona Wu, sebentar lagi sudah ada di ruang pemanas di paviliun Lüyun.... sepertinya sudah tidak ada orang yang lebih tidak ada kerjaan dibandingkan dia!

Ziwei tertawa dingin dalam hati, wajahnya tetap menampilkan senyuman lebar, mengobrol santai dengan pengurus Wu Xiao, kemudian memberikan dua bungkus barang yang ada di tangannya kepada Hupo: "Ini teh hijau dari Xinyang. Nona sibuk mengurus tirai pembatas, jadi saya yang mewakili memberi hormat kepada kakak Hupo."

Setelah menerima teh hijau tersebut, Hupo dengan sopan mengundang dia duduk di samping.

Ziwei menolak dengan halus undangannya: "Di depan ruang nona tidak bisa tidak ada orang, kebetulan juga si pelayan kecil yang baru sakit. Jadi saya tidak tinggal lebih lama lagi, lain hari baru datang lagi untuk mengobrol."

Setiap orang bekerja untuk majikannya, jadi mengurus majikan jauh lebih penting.

Hupo tidak lagi memaksa dia untuk tinggal, menghadap ke pengurus Wu Xiao memberi hormat, kemudian mengantar dia keluar.

Keduanya berjalan sampai di depan pintu, bertemu dengan pelayan kecil Feicui, Daimao dan Duwei Dujuan yang mengelilingi Shanhu yang memegang lentera merah.

Semuanya saling bertemu dan bertukar sapa.

Mengetahui kalau Ziwei datang memberikan teh hijau mewakili nona Wu, karena didepan nona Wu tidak ada yang melayani, semuanya berbicara basa basi, mempersilahkan Hupo kembali mengantar Ziwei, Shanhu dan para pelayan kecil ini menyibak tirai dan masuk ke dalam ruang pemanas.

Para majikan dibagi berbagai tingkat sesuai status, demikian juga dengan para pelayan wanita mengikuti status majikannya. Shanhu dan kelompoknya berasal dari kediaman Da Taitai, tentu saja merupakan tamu penting. Begitu mereka tiba, suasana juga sudah berbeda.

Pengurus Wu Xiao otomatis langsung maju menyapa dahulu, Yutong dan Yuhuai langsung membantu Binju mengurus tamu, atau membereskan mantel, atau memindahkan kursi, ada lagi yang membantu Qiuju, Zhuxiang, Baizhu, Jinzhu, para pelayan kecil ini membantu menyajikan teh dan cemilan. Dalam sekejap, bunyi dentingan gantungan giok yang bersentuhan, gemerisik gaun yang bergesekan, basa basi menukar kabar berkumandang, walaupun banyak orang saling saling berbicara, suasana tetap sangat hangat.

Apalagi ketika Hupo sudah kembali setelah mengantar Ziwei, Shanhu dan lainnya ada yang memberikan sapu tangan, handuk, hiasan bunga giok, dan canda tawa dan obrolan memenuhi ruangan. Ketika Dongqing dan para bibi dapur masuk membawa keranjang makanan, semua orang saling berdorong-dorongan, menuju tempat duduk sesuai status masing-masing.

Pengurus Wu Xiao tentu saja duduk di tempat utama, Hupo adalah bintang tuan rumah, berdua duduk bersisian. Terus hendak mendorong Dongqing duduk di sebelah kanan pengurus Wu Xiao, Dongqing mengangkat tangannya yang sedang memegang semangkuk daging bakar, tertawa berkata: "Nanti siapa yang melayani saudari disini?"

Feicui memutar bola matanya, langsung menunjuk Binju: "Hari ini kamu yang menjadi tuan rumah."

Binju tertawa dan pergi mengambil daging bakar yang ada di tangan Dongqing: "Kakak duduk saja, saya yang melayani para tamu terhormat ini."

Pengurus Wu Xiao menarik tangannya : "Duduk, duduk. Lagipula tidak ada orang lain."

Hupo yang melihatnya, jadi berdiri: "Hari ini demi saya kakak sibuk sana sini, saya tidak ingin menyia-nyiakan maksud baik kakak, makanya baru duduk disini. Kakak kalau tidak ikut duduk, saya jadi tidak tenang."

The Sword and The Brocade / A Concubine Daughter and Her TacticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang