Bab 78. Ke Timur dan Barat (3)

77 15 6
                                    

Malam itu, Da Laoye dan putranya, menantu prianya minum sampai puas. Melupakan kekesalan yang dibawa oleh Shi Niang.

Ketika pelayan memapah dia masuk ke dalam ruangan, mulutnya terus mengoceh: "... naik kuda menyerang suku barbar Hu, turun kuda menulis laporan militer. Ini barulah seorang pria sejati yang hebat! Tidak seperti saya aah, tangan tidak bisa diangkat, bahu tidak bisa memikul..." Dia mendelik ke arah Da Taitai, "Kalau saja saya lebih muda dua puluh tahun, pasti juga pergi ke markas militer Xibei..."

Membuat Da Taitai terus menutup mulut tertawa, dia secara personal memapah suaminya pergi beristirahat.

Tetapi kegembiraan tersebut hanya berlangsung semalam.

Di hari kedua Da Laoye bangun dari rasa mabuknya agak siang, ketika sedang minum sup penghilang mabuk, Qian Ming datang menghadap.

Sejak Da Laoye memuji Qian Ming mempunyai talenta, sikap Da Taitai kepada Qian Ming juga sedikit banyak berbeda.

Dia begitu mendengar berita itu langsung bangkit berdiri pergi ke aula depan: "Wu Guye sudah sarapan belum?"

Qian Ming malahan terlihat panik luar biasa, dengan terburu-buru dia memberi hormat kepada Da Taitai, kemudian berkata: "Ibu mertua, celaka. Saya mendengar orang berkata, Ibu Suri menitahkan Adipati Jianning masuk istana, untuk mendiskusikan masalah istri kedua Jiefu!"

Mengapa bisa begitu?

Da Taitai hanya merasa otaknya seperti berdengung sebentar, seluruh badannya seperti menjadi kebas.

Selama ini, yang selalu menjadi pegangan dia adalah waktu itu Permaisuri Raja sudah menerima petisi permohonan terakhir Yuan Niang. Tetapi kalau Ibu Suri menurunkan titah, memangnya Permaisuri Raja akan membahayakan diri memikul hukuman 'tidak berbakti' untuk melawan Ibu Suri? Keluarga Xu juga tidak akan mempedulikan reputasi keluarga kerajaan dengan melawan titah?

Takutnya sampai saat itu, tidak lagi hanya sekedar masalah menolak itikad baik Ibu Suri!

Qian Ming malahan takut Da Taitai tidak mengetahui betapa seriusnya masalah ini, jadi buru-buru berkata: "Dulu Ibu Suri memang sudah bermaksud menjodohkan adipati bangsawan Jianning dengan Jiefu. Hanya Adipati Jianning tidak terlalu bersedia, dia ingin mengirim putrinya masuk ke dalam istana, makanya hal ini terus tertunda. Sekarang Jiefu sudah memperoleh jasa yang luar biasa besar, takutnya hal ini sudah tidak tergantung dengan persetujuan Adipati Jianning lagi..."

Setelah pikirannya kosong sejenak, Da Taitai dengan cepat kembali sadar sepenuhnya.

"Kamu ikut saya!" Dia langsung membawa Qian Ming masuk ke dalam kamar.

Da Laoye sedang mencuci mulut dilayani pelayan, begitu melihat Da Taitai membawa Qian Ming masuk ke dalam kamar, jadi terkejut setengah mati, buru-buru berkata: "Apa yang terjadi?"

Qian Ming menceritakan lagi kepada Da Laoye yang tadi disampaikan kepada Da Taitai.

Da Laoye juga jadi terpana.

Da Taitai jadi panik: "Jadi bagaimana ini? Tidak mungkin menyuruh orang kita pergi bertanya di keluarga Xu kan?" Sambil berkata, matanya sudah memerah, "Tahun ini saya baru bertemu Zhun Ge tiga kali, sekali sewaktu hari ketiga tahun baru, sekali sewaktu Qingming, sekali sewaktu hari kematian Yuan Niang... lagipula Adipati Jianning itu dari latar belakang miskin dan rendahan, memangnya bisa menghasilkan anak perempuan baik-baik seperti apa. Kalau tidak, Baginda Raja pasti sudah mengambilnya, masih menunggu sampai sekarang..."

The Sword and The Brocade / A Concubine Daughter and Her TacticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang