Bab 16. Situasi (3)

142 27 0
                                    

Setelah Wu Niang menyerahkan tugasnya, setiap hari jadi menempel di tempat Da Taitai, ketika Hupo mereka pergi kesitu, dia tidak ada di tempat.

Yang menyambut mereka adalah Ziwei.

Dia tersenyum-senyum dan menyajikan teh kepada kedua orang ini: "Adik Hupo sungguh tamu yang langka!" Nada suaranya terdengar akrab, tetapi tidak hormat.

Dulu, ketika Hupo adalah orang Da Taitai, sekarang, adalah orang di kediaman Shiyi Niang.... setiap orang derajatnya jadi sama. Tidak, kalau di hadapan Da Taitai, nona Shiyi mana bisa menang dari nona Wu!

Mana mungkin Hupo tidak mendengarnya.

Tetapi manusia itu memang dasarnya....

Dia tertawa kecil: "Tadinya hendak meminta pendapat dari nona Wu, siapa sangka, nona Wu sedang pergi ke tempat Da Taitai!"

Ziwei sedikit tertegun.

Hupo menjelaskan: "Kamu juga tahu, nona keluarga kami beberapa hari ini tidak akan keluar dari pintu besar, segenap pikirannya sedang fokus di tirai pembatas. Justru pagi ini Da Taitai memanggil bibi penjahit datang untuk mengukur baju. Empat potong baju sutra halus, enam potong jubah luar, empat potong rok jumbai, satu potong rok Yuehua, ditambah empat potong baju dalam, empat potong celana dalam, enam pasang sepatu, dua belas pasang kaos kaki.... dulu kakak Dongqing yang membantu memilih pakaian. Sekarang kakak Dongqing sedang membantu nona menyulam, saya tidak enak hati untuk mengganggunya. Terpikir kalau nona Wu seleranya bagus, bahkan sewaktu nyonya besar membuat baju baru, juga sering meminta pendapat nona Wu, jadi hendak meminta tolong nona Wu memberikan pendapatnya kepadaku."

Ziwei melihat ekspresi bangga yang muncul dari wajahnya, dalam hati tertawa dingin.

Dia datang bukan dengan maksud meminta pendapat, jelas sekali kalau datang untuk membanggakan diri!

"Kalau tidak buat seperti nona keluarga kami saja." Wajah Ziwei tidak berubah, "Pagi ini wanita penjahit juga datang ke Jiaoyuan, katanya diutus oleh nyonya besar untuk membuat gaun musim semi. Juga ada empat potong baju sutra halus, enam potong jubah luar, empat potong rok jumbai, satu potong rok Yuehua, ditambah empat potong baju dalam, empat potong celana dalam, enam pasang sepatu, dua belas pasang kaos kaki. Nona keluarga kami pergi bertemu dengan Da Taitai, karena hal ini — satu, hendak berterima kasih kepada Da Taitai, kedua, hendak mendengar maksud nyonya besar, mau dibuat dari bahan apa? Warna apa yang bagus." Sambil berkata, dia mengangkat cawan teh dan menyisipnya seteguk, tertawa berkata, "Tapi ngomong-ngomong, adik Hupo sebelumnya melayani di tempat Da Taitai, apalagi mengurus di bagian perhiasan dan pakaian, membantu mengambil keputusan pakaian nona Shiyi, bukankah merupakan pekerjaan sangat gampang!"

Binju yang mendengarnya menjadi mengerutkan keningnya.

Bukankah semua orang berkata temperamen Hupo sangat lembut dan bisa membawa diri? Mengapa begitu tiba di paviliun Lüyun, malahan berkata hal yang begitu dangkal!

"Justru hendak bertanya nona Wu menjahit warna apa." Binju tertawa menyambung perkataannya, tidak ingin lagi Hupo berkata hal yang menyinggung orang, "Jangan sampai terjadi kesamaan, nanti kurang indah."

Benar juga.

Ziwei berpikir sekilas, kemudian tertawa berkata: "Nona keluarga kami ingin membuat, baju sutra halus berwarna putih bulan, merah, hijau pinus, kuning kunyit masing-masing satu potong, jubah luar harus disesuaikan dengan warna-warna ini, sepotong warna merah mawar, sepotong warna merah tua, sepotong warna merah terang, sepotong warna hijau rumput, satu warna ungu muda. Sedangkan untuk rok, benang yang dipakai berwarna putih. Dua potong dibordir sampingnya penuh, dua potong tidak dibordir. Rok jumbai berwarna hijau kacang, rok yuehua dibuat warna ungu tua. Sedangkan untuk baju dalam, celana dalam, sepatu dan kaos kaki, tentu saja dibuat seperti biasanya."

The Sword and The Brocade / A Concubine Daughter and Her TacticsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang