31👽

268 22 1
                                    

31. Shanna capee


"masih jauh gak pakk?" teriak shanna. Kemudian mengusap keningnya yang berkeringat.

Pak aidan yang kebetulan berjalan dibelakang, bersama gemine menyahut. "lumayan" katanya terdengar santai.

Shanna jadi melotot kecil, lalu berjongkok membuat orang dibelakangnya berhenti melangkah.

"woy napa pada berenti?" teriak gemine. Belum tahu siapa yang menghambat langkahnya.

Stardust pemantau belakang. Tadi jalannya hanya terhalang oleh daffi, menyalip cowok itu, lalu ikut berjongkok. "masih kuat?" tanyanya memastikan.

Shanna malah menggeleng lemah. "gue gak kuat, pengen turun aja"

Pak aidan datang menghampiri. "ayo shanna, jangan kaya gini lah. Masa gak kuat?"

Shanna mendongak, berdecak melihat guru tampan itu. "gak kuat pakk!"

"heh heh itu gibran kamu kenapa masih paling belakang" pak aidan memandang tiga cowok yang masih jauh dibelakangnya.

Shanna misuh misuh lalu memegang kedua perutnya, duduk dibatu yang ada disana.
Stardust ikut duduk disampingnya, melirik gibran yang hampir mendekat.

"shan gak papa?" tanya cowok itu dengan mimik khawatir.

Stardust sadar akan posisi cowok itu. Mantan shanna kan?
Dia jadi menatapnya sinis.  Shanna tidak menggubris. "kak ada minum?"

"oh ada ada" ucap cowok itu spontan mendongak. "gem gem" panggilnya membuat cowok itu menyahut. "minum siniin cepet"

Gibran malah ikut berhenti, duduk didepan keduanya, membuat pak aidan menegur cowok itu agar lanjut.

"tar dulu pakk saya juga cape ini" dustanya.

"bapak duluan aja, kayaknya masih lama" kata stardust sambil membukakan tutup aqua baru untuk shanna.

"serius?" tanya pak aidan ragu. "emang kamu tau jalan?"

Stardust jadi berdecak. "ya tau lah pak" katanya. "saya sering kesini"

"yaudahhh" pasrah pak aidan. "gem kita duluan aja ayokk, biar shanna sama anak dua aja nih" tunjuknya pada stardust dan gibran.

Gibran tersenyum senang, melirik shanna yang sedang menunduk cape.

"shanna shanna. Nyesel saya jadiin kamu panitia" misuh guru itu sebelum berlalu diiringi dewa, gemine, dan daffi.

"dih" desis shanna tidak terima.

"ngapain masih disini?" sinis stardust pada cowok dihadapannya. Gibran menatap cowok itu tak kalah sinis. "ya terserah gue lah"

"bacot bangett" sahut shanna. "dah, pergi aja duluan sono" usirnya.

Gibran berdecak, namun diam saja enggan bergeming.

"kak" panggil shanna. "telpon bitter bisa?"

Stardust jadi menoleh. "disini gak ada jaringan shan"

Shanna mendesah kecewa. "tadimah kamu bilang sama pak aidan suruh bilangin kedia"

Gibran diam diam menyimak.

Bitter? Siapa dia? Namanya aneh kaya senior didepannya.

👽👽👽👽

"heh ini siapa yang mau nambahin kubu belakang?" teriak pak aidan nyaring, membuat semua murid yang sedang berjalan menoleh.

BitterloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang