32👽

270 25 2
                                    

32. Frontal sekali cowok itu.


Bitter tersenyum tipis, mengusap belakang rambut shanna. Gadis itu sibuk makan dessert  yang sudah ia dapatkan dari daffi. Menyuruh cowok itu untuk membeli milik naya, untungnya gadis itu membawa tiga box.

"pelan pelan heh" tegurnya, lalu memberikan Aqua botol ukuran sedang. "minum dulu"

Tanpa banyak bicara shanna mengambil air akua itu lalu meneguknya hingga tersisa setengah.

Mereka sedang berada didanau yang berada agak jauh dari area camping, siang ini.

Tadi shanna sempat memaksanya untuk makan disini karna bitt bilang bahwa dekat sini ada danau.

Shanna memberikan bekasnya kepada bitter, cowok itu menerimanya lalu menyimpannya disamping. Beralih memandang danau sambil memeluk kedua lutut.

"tau gak?" tanya bitter, shanna langsung menoleh. "apa?"

"kamu dari tadi marah marah terus tau" ungkap cowok itu. Shanna langsung menahan senyum.

"tadi betee dikit" balasnya.

Bitter berdecak. "dikit apanya" ucap cowok itu. "sepanjang jalan marah marah terus"

"ehh?" shanna tersadar akan sesuatu. "aku kamuan nih?" tanyanya menahan tawa.

Bitter langsung menoleh. "geli juga ya?" tanyanya ikut menahan senyum. "ganti ganti ahh"

"udah sih gitu aja" kesal shanna. "gue gak ada bilang geli"

Bitter jadi menunjuk cewek itu, diiringi tawa. "kan kan? Lo juga gituu bilangnya"

"apa?" pancing shanna.

"gue!"

Shanna jadi terbahak "yaa-hahahaha"

Bitter hanya ikut tertawa kecil sebelum memperhatikan wajah shanna dari samping. Gadis itu terlihat lebih cantik jika sedang tertawa lepas seperti itu.

"shan" panggilnya membuat membuat gadis itu menghentikan tawanya sambil menoleh.

Bitter menatap gadis itu dalam. Hidung, mata, dan bibirnya terlihat begitu sempurna. Pahatan tuhan slalu indah.

Bitter mendekatkan wajahnya, aroma strowberry langsung menyeruak ke indra penciumannya.

Seakan sadar, shanna ikut memajukan wajahnya, menutup kedua matanya.

Tidak lama penyatuan bibir pun terjadi. Bitter yang memulainya, menekan tengkuk gadis itu.

Dengan santai shanna membalasnya, membuka kedua matanya menatap manik yang kini tengah menatapnya juga.

Bitter melepaskan ciumannya, menatap dalam mata itu. Menyingkirkan helain rambut yang sedikit menghalangi wajah cantik itu. Lalu kembali melanjutkan ciumannya.

Keduanya bertukar saliva. Bitter meng absen setiap inci gigi gadis itu. Menarik shanna agar lebih mendekat, memeluk pinggangnya.







Tidak sadar tiga manusia sedang memperhatikan dari kejauhan, sambil menutup mulutnya syok.

"anjimm" pekik shaka heboh. "i-itu beneran b-bitter?"

Dewa dan gemine menoleh kearah cowok itu dengan pandangan cengo. "g-gue gak nyangka bitt seberingas itu"

"tai ah tai" umpat dewa. "munafik gak sih dia. Didepan kaya diem orangnya"

Gemine jadi menyenggol lengan cowok itu. "dia juga manusia anjir"

"gue gak pernah tuh rasain kaya gitu" ucap shaka pokus kepada dua orang didepan danau itu.

BitterloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang