40👽

222 25 5
                                    

40.tidak tahu yang sebenarnya.


Baiklah, sudah satu minggu ini shanna dibuat uring uringan, gadis itu sudah sering sekali mendatangi rumah bitter, bunda bilang cowok itu jarang sekali berada dirumah, bahkan diapartemennya bitter tidak ada. Mungkin shanna datang diwaktu yang tidak tepat.

Pesannya tidak pernah cowok itu baca, telpon pun apalagi.

Hal itu membuat kesehatan shanna menurun, gadis itu jarang datang kesekolah. Bahkan teman temannya tak jarang kesini hanya untuk memastikan apakan shanna akan baik baik saja.

Gadis itu benar benar berantakan. Bitter menjauhinya.

Shanna melirik ponselnya, lalu mengambilnya. Malam ini dirinya harus datang ke apartemen bitter tanpa mengabari cowok itu terlebih dahulu.

Shanna segera menancap pedal gasnya. Menuju apartemen cowok itu, dengan pakaian rumahannya. Sandal jepit pinknya cardigan berwarna hitam dan celana legging hitam selututnya.

Shanna segera turun, berjalan pelan memasuki apartemen itu.

Shanna mulai mengetikan aset kedalam sana.

Pintu pun terbuka. Didalam sunyi, cewek itu tersenyum samar mendengar gemercik air didalam kamar mandi. Bitter sedang ada disini.

Shanna mendekat kearah pintu kamar mandi, berdiri disana menunggu cowok itu keluar.

Ceklek

Pintu terbuka. Shanna menumbruk tubuh cowok itu cepat tanpa melihat wajahnya terlebih dahulu.

Bitter sangat terkejut tentu.

Cowok itu terdiam. Mendengar shanna terisak, tubuhnya masih basah belum seluruhnya mengering.

Shanna mendongak dengan mata memerah, airmatanya sudah turun. Air yang berada dirambut bitter terjatuh ke-keningnya.

"bitt" seru shanna dengan suara tercekat. "l-lo jauhin gue?"

Air muka bitter berubah dingin. "minggir" sentaknya berusaha melepaskan pelukan gadis itu.

Shanna menggeleng. "lo bisa bilang salah gue apaa bitt!" tukas shanna dengan isakan. "jangan gin-"

"minggir!" bitter mendorong tubuh shanna pelan. Gadis itu mundur beberapa langkah.

"pergi dari sini!" tekan bitter. "jangan pernah temuin gue lagi!"

Shanna menggeleng. "lo udah gak sayang sama gue?"

Bitter terkekeh miris. "pertanyaan lo sampah" ucapnya nge'jleb'

"bitter plea-"

"pergi shan!" tekan bitter. "pergi dari sini!"

Bitter sayang shanna, bitter gak mau jauh dari shanna, bitter kangen shanna, pengin peluk shanna. Dan bitter gak mau lihat shanna nangis.

Shanna lagi lagi menggeleng. "gue mau disin-"

"pergi sebelum gue berbuat kasar!" bitter memejamkan matanya, menahan emosinya.

Shanna tetap kekeuh.

"PERGII!" bitter berteriak murka. "PERGII DARI SINI AN-" cowok itu mengepalkan tangannya kuat, hampir saja dirinya berkata kasar terhadap gadis itu.

"gamau. Gue mau disini sama lo!" tolak shanna mengeraskan suaranya. "lo tau bitt gue gabisa tanpa lo"

"basi!" tukas bitter. "pergi sialan!"

"gak-"

Bitter segera mengangkat tubuh gadis itu, membawanya keluar dari ruangan itu. Lalu menguncinya dari dalam.

BitterloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang