47👽

223 26 21
                                    

47. Mendekat



"lo sebenernya ada masalah apa sih hah??" tanya dehood sembari menghempas kasar lengan bitter.

Cowok itu meludah kesamping. "dia yang cari masalah duluan!" katanya dengan nada tinggi. "sibrengsek itu gapantes hidup!"

"dia sahabat lo!" tukas dehood. "jangan gini cuma gara gara masalah kecil!"

Hood menghembuskan napasnya panjang. "lo berdua udah sahabatan dari kecil. Jangan gini cuma gara gara cewek"

Bitter terdiam. Kenapa sahabatnya bisa tahu??

"dia mancing duluan terus hood!" tukasnya. "gue diem dia rusuh mulu anaknya!"

"gausah lo ladenin" balas hood dengan nada tenang.

Bitter mengangguk malas. "tapi gue gak bakal diem kalo sampe dia rebut cewek gue" ucapnya. "boleh gak sih kali ini gue egois??" tanyanya memandang sahabatnya.

Hood mengangguk sambil tersenyum hangat. Menepuk bahu cowok itu. "hmm.... Seenggaknya lo gak terus terusan ngalah buat siapapun" katanya. "walaupun lo gak pernah ngalah siii"

"bangsatt!" damprat bitterlove kesal. Menghempaskan lengan yang bertengger dipundaknya.

Dehood malah tertawa keras. "gak serius lo anaknya sumpah!" kesal bitter.

***

Menyiram tanaman kala pagi hari termasuk rutinitas nabila. Cewek kalem itu tersenyum lebar sambil bersenandung menanyikan lagu kesukaannya.

Tersentak ketika sebuah tangan kekar melingkar dipinggang rampingnya. Deru napas hangat langsung terasa disekitaran lehernya.

"ehhh??" gadis itu memutar tubuhnya. Otomatis melihat seorang cowok sedang memandangnya dengan hembusan napas panjang. "kamu gak tidur?????" tanya gadis itu kaget melihat kantung mata stardust sedikit menghitam.

Stardust mengangguk lesu. "ngantuk"

"terus kenapa gak tidur???" tanya gadis itu menaruh gembor ke meja kotor yang berada disana. "ini kantung matanya itemm lho. Udah berapa hari gak tidurr???"

"cuma semalem" balas cowok itu dengan suara rendah. "mau bobo"

Nabila melongos panjang. Menarik cowok itu masuk kedalam rumahnya. "lain kali jangan kaya gini. Sok sibuk banget begadang semaleman" crocosnya.

"iya!" balas stardust. Langsung merebahkan tubuhnya dikasur yang berada dikamar sebelah nabila.

"yaudaa bobo" bila menarik selimut itu. "aku mau kedapur yaa? Bikin sarapan"

Stardust mengangguk saja, sebelum memejamkan matanya. Semalaman merunding dengan pikirannya membuatnya lupa tidur.

***

Pria tua yang sedang duduk dikursi meja kerjanya. Dengan beberapa lembar kertas ditangannya mendongak memandang tiga anak buahnya. Takjub. "hebat! Bagaimana kalian bisa secepatnya menemukan alamat dan identitas gadis itu?" tanyanya.

Satu anak buahnya menjawab dengan senyuman bangga. "berkat bantuan sesorang tuan" jawabnya. "dia menyuruh saya membuka media sosialnya. Dengan mudah saya melacak semua identitasnya"

"baiklah, kali ini kerja kalian sangat menakjubkan" pria itu berdiri. "cari beberapa lagi. Saya masih butuh. Dan atur jadwal untuk saya bertemu dengan orang yang sudah mau bekerja sama dengan kita" ucapnya sebelum berlalu dari sana.

BitterloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang