37👽

222 24 1
                                    

37. Awal kehancuran


Shanna membaringkan tubuhnya dibrankar. Gadis itu berdecak ternyata dirinya lupa membawa ponselnya ditas, jika dia harus kembali kekelas bisa dipastikan pak akik sudah ada disana.

Shanna membolak balikan tubuhnyaa, mencari posisi yang nyaman.

Menghela napas sejenak, lalu memiringkan tubuhnya. Menjadikan kedua tanganya bantal.

Gadis itu mencoba memejamkan matanya walaupun tidak merasakan kantuk sama sekali.

Terdengar derap langkah mendekat, shanna membuka matanya kembali.

Namun suara itu kembali hilang. Shanna menghembuskan napasnya, mungkin orang lewat. Pikirnya.

Kembali memejamkan matanya. Entah mengapa matanya jadi mengantuk, perasaan tadi tidak seperti ini.

Baru beberapa menit gadis itu sudah tertidur pulas.

Dibalik tirai sudah ada seseorang, berdiri sambil melipat kedua tangannya didada. "shanna gue gak akan relain lo sama siapapun" ucapnya dengan smirik.

Lalu membuka tirai tersebut, melihat seorang gadis sedang tertidur.

Tanpa menutup tirainya kembali cowok itu melangkah mendekat. Membungkuk sedikit, mengusap bibir shanna.

Cowok itu melirik keambang pintu, sudah ada satu temannya tersenyum devil.

Segera menggeser tubuh ramping itu agar dirinya bisa ikut membaringkan tubuhnya disamping gadis itu.

Cowok itu-- gibran. memeluk shanna dari samping.

***

"selamat pagi dunia tipu tipuuu!" shaka merentangkan kedua tangannya. Menatap kedepan. Dibalkon kamar bitter.

Dewa misuh misuh. "ini udah jam sepuluh goblok!"

Shaka cengengesan. "ya gapapa yang penting gue baru bangun, kan sama aja pagi"

Stardust jadi tertawa, menyeruput satu gelas kopi ditangannya. "stres."

Bitter hanya melirik malas, lalu berbalik kearah kamar, menyandarkan tubuhnya dibesi pembatas.

"AKU TELAH TAHU KITA MEMANG TAK MAMPU...."

"shaka lo belum sikat gigi anjeng!" kesal dewa.

"terus?"

"Napas lo ganggu!"

Shaka mengambil ancang ancang, hendak memukul sahabatnya. Namun bitter sudah menatapnya tajam untuk tidak membuat keributan.

"dewa tai!" desisnya kesal.

Dewa hanya tertawa remeh.

"sehari aja gak ribut jing!" sahut stardust. "kalo ada satu lagi udah ancur ni ruangan!"

Shaka memandang stardust dengan alis berkerut. "inikan diluar bang?" tanyanya polos.

Stardust berdecak sebelum melangkah masuk kedalam kamar.

Dewa jadi memiting kepala cowok itu. "shaka anjeng...shaka tai....tidak bergunaa!" nyanyinya lalu ikut masuk kedalam kamar.

"males gue sama temen kelakuan dakjal semua!" kesalnya tidak tahu diri lalu ikut masuk kedalam sana. Meninggalkan bitter yang masih asik menikmati kopinya dibalkon ini.

BitterloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang