60👽

224 27 31
                                    

60. Selalu ada

Perhatian, part ini bercampur aduk dengan tiga pasangan:)

****

Bitter menggendong shanna. Memindahkannya kekasur, dari siang gadis itu tidak mau melepaskan pelukannya. Seharian menangis dilengkapi racauan kalo dia rindu bitter.

Bitter duduk disamping gadis itu, menyandarkannya ke dashboard ranjang. Tangannya terulur terus mengusap pucuk kepala gadis itu.

Bundanya masih ada disini. Tadi wanita itu mengatakan tidak akan dulu pulang jika putranya tidak pulang dulu kerumah.

Bitter menatap shanna yang sekarang sedang tertidur dengan mata sembab, akibat seharian menangis.

Cowok itu lagi lagi mengumpati dirinya sendiri karna telah memilih meninggalkan gadisnya. Beribu ribu maap tidak cukup untuk membuatnya tenang bahwa gadisnya baik baik saja selama dirinya menjauh.

Maykid? Cowok itu. Bitter benar  marah dan benci pada cowok itu. Dia kira maykid akan benar benar menjaga shanna dengan sebaik baiknya. Tapi justru sebaliknya.

Maykid justru membuat shanna semakin takut.

"bitter..." shanna meracau, memeluk lengan cowok itu erat. Mencondongkan tubuhnya kearah bagian kaki bitter.

Bitter mengelus lengan gadis itu. "sstt... Aku disini" bisiknya pelan.

"jangan pulang" ujar shanna tidak jelas. "disini aja..."

"iyaaa.... Stt" bitter terus mengelus lengan shanna agar gadis itu kembali lelap. "tidur... Aku disini"

Ketukan pintu membuat cowok itu menoleh. Terdengar suara bunda memanggilnya. Cowok itu tidak bisa beranjak karna lengannya terus dipeluk oleh shanna.

"bun, masuk aja" suruhnya agak mengeraskan suara. "gak dikunci"

Pintu langsung terbuka. "aa kapan pulangnya?" tanyanya.

Bitter melirik ragu kepada shanna yang masih setia memeluk lengannya. Beralih menatap bundanya kembali.

Tiba tiba mama gita datang. "kamu pulang duluan aja, biarin bitter tidur disini dulu sampe shanna mau ditinggal" katanya sambil tersenyum.

"emang gapapa?" tanya bunda.

Mama gita mengangguk. "lagian emang kamu gak percaya sama anakmu?" tanyanya Membuat bunda terdiam sambil memandang putranya itu. "dia gabakal macem macem kali"

Bunda jadi mengangguk. "yaudahh. Aa bunda pulang duluan yahh?" ijinnya yang diangguki bitter. "nanti besok ingett! Kamu pulangnya kerumah, awas aja"

Bitter lagi lagi mengangguk. "iya bunnn"

"yaudah git, aku balik dulu yaa" setelah pamit bunda melenggang pergi.

"bitter temenin shanna aja yaa. Selamat tidur" ucap bunda.

Bitter mengulas senyum tipis. "iyaa, selamat tidur kembali tante"

"inget yaa? Jangan sampe khilaff" gita terkekeh.

Bitter menggaruk belakang kepalanya sambil mengangguk agak malu.

"becanda" setelah mengucapkan itu tantte gita benar benar menutup pintu kamar shanna.

Setelah kepergian wanita itu. Bitter segera merebahkan tubuhnya disamping shanna. Memindahkan lengan gadis itu keperutnya. Lalu memeluknya begitu erat. Sebelah tangannya terus mengelus pipi shanna yang sekarang semakin tirus.

BitterloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang