54👽

180 26 40
                                    

54. Keputusan bitter


Sekiranya sudah 2 minggu ini shanna masih setia memejamkan matanya dibrankar rumah sakit. Teman temannya jarang sekali absen hanya untuk menjenguk shanna. Tidak terkecuali bitter dan maykid, keduanya sama sama susah untuk meninggalkan gadis malang ini.

Nabila yang sudah sangat sehat, karna hanya luka luka luar yang ia dapat.

Dan kedua orang tua shanna masih belum tahu apa penyebab putrinya terkena peluru. Mereka tidak mempertanyakan itu, karna mereka tahu shanna diculik oleh orang orang jahat.

Anggota stardust army yang lain sudah lama pulang kejakarta satu minggu lalu. Kecuali bastrad, tidak mungkin cowok itu meninggalkan masalah yang masih belum terungkap. Padahal dia tahu yang sebenarnya...

Bitterlove duduk disamping brankar. Menghadap kearah shanna. Bastrad setia menemani cowok itu.

"naa..." panggil cowok itu dengan nada lirih. "kangen.."

".... Kangen suara kamu"

Bitterlove sedikit mengangkat kepalanya, memandang maykid sekilas yang masih setia duduk dihadapannya. Disebelah brankar shanna.

Cowok itu hanya diam tertunduk....

Apakah sahabatnya secinta itu pada gadisnya?...

"kamu tau??" tanyanya sendu, balik memandang gadis itu. "hari hari aku berat banget. Aku gadapet chat dari kamu, telpon dari kamu...." cowok itu berkata lirih. "a-aku kangen cake buatan kamu..."

Bastrad jadi menepuk bahu cowok itu. Memberinya kekuatan. Bukannya bast pilih kasih diantara kedua sahabatnya, namun keadaan belum cukup baik untuk ia mendekati maykid. Emosi cowok itu selalu tidak terkontrol.

"shanna pasti denger." bisik pelan ditelinga bitterlove.

Bitter mengangguk pelan. "gue tau, dia denger gue" katanya sangat yakin. "na kamu denger kan?"

Bitter tersenyum lebar. "kan dia jawab iya!" katanya antusias. Bastrad jadi mengerjap. "bitt dia ga-"

"dia jawab bast!!" cowok itu spontan berdiri dengan wajah sumringah. "naa! Kamu tadi jawab aku kan???"

"bitt shanna dari tadi di-"

"apaan si lo!" bitter duduk kembali. "shann... Iya kan?" katanya jadi pelan. "kamu tadi denger kan?"

"iya bitt dia denger, tapi bukan berarti dia..." bastrad melirih.

"dia jawab anjing!" tekan bitterlove kekeh. "shan masa dia gak percaya!"

Bastrad menghela napas.

Apa sahabatnya benar benar sudah gila?

"bitter please..."

Bitter jadi terisak, dengan bahu bergetar. "shan... Kamu bener bener marah sama aku???"

"bitt...!"

Cowok itu mendongak. Matanya langsung beradu dengan maykid yang sudah menatapnya tajam. Entah sejak kapan cowok itu menatapnya seperti itu.

Bastrad tersentak ketika maykid beranjak dari kursinya. Menarik kerah kaos bitter. Membawanya keluar.

"astaga...!" bastrad panik sendiri. Langsung ikut beranjak untuk mengikuti kedua cowok itu. "shan... Tunggu dulu yaa?? Abang kesana dulu" katanya, langsung berlari.





Maykid mendorong kasar bahu bitterlove. Membawanya masuk kedalam mobil. Langsung menancap pedal gasnya meninggalkan area rumah sakit ini.

Bastrad mengumpat pelan sebelum menyusul kedua cowok itu menggunakan mobil milik bitter. Untung sekali kuncinya ada bersama dirinya.


BitterloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang