Hai guys 👋
Sebelum baca ceritanya silakan vote terlebih dahulu ya......
Dan juga jangan lupa komen, tandain kalau misalnya ada typo², okey?Oh, iya gimana puasa kalian? Udah ada yang bolong² belom nih?
Let's See....
Happy Reading!💚
•
•
•
👼👼👼Setelah kepergian Rey dan keluarganya, Asya kembali masuk ke dalam rumah tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada kedua orang tuanya.
Ia berjalan gontai berniat untuk kembali ke kamarnya. Lea dan Dimas yang melihat hanya bisa menghembuskan nafas pasrah dan ikut menyusul ke dalam rumah.
Sesampainya Asya di dalam kamarnya, ia langsung menghempaskan tubuhnya ke atas kasur king size-nya. Ia menatap langit-langit kamarnya.
Di otaknya masih terekam jelas saat Ayah dari Rey mengucapkan tujuan mereka malam ini datang kemari dan juga perkataan Rey yang se-enak jidat, ingin marah tapi, ya sudahlah, toh yang dikatakan Rey memang benar.
Tapi kenapa cara berbicaranya sepertu itu? Pikir Asya. Namun, hatinya tidak bisa dibohongi saat Bundanya mencoba memberi penjelasan padanya, ia merasa tidak tega dengan Ken.
Apa ia harus menerima lamaran ini? Oh, ayolah ia bahkan belum melaksanakan ujian kelulusan, lalu bagaimana bisa, ia tiba-tiba saja menikah dengan duda beranak satu?
Asya mengacak rambutnya frustasi, ia bingung dihadapkan dengan semua ini, "Arrgghhh... Kenapa harus gue sih? Apa iya gue harus korbanin masa muda gue untuk Ken? Tapi...? Ah udah lah pusing," Monolog Asya prustasi.
Setelah beberapa saat merenung, Asya memejamkan matanya. Ia sudah langsung bisa memilih jawabannya untuk diberi tahu pada semua.
"Gue udah final sama keputusan ini, huh. Semoga aja jangan ada yang kecewa karena keputusan gue, termasuk gue sendiri," Ucap Asya lalu bangkit dan menuju kamar mandi untuk berganti pakaian.
Setelah itu pun ia langsung beristirahat, semoga saja otaknya nanti pagi bisa jernih kembali dan tidak dihantui dengan pikiran-pikiran seperti saat ini, harap Asya.
👼👼👼
Sedangkan saat ini masih di dalam mobil Rey, Areta sedari tadi tidak berhenti mengomeli putra semata wayangnya itu, yang sudah terlalu jutek dan tidak sopan saat berbicara tadi.
"Kamu itu ya, bisa gak sih jangan ketus-ketus sama Asya? Jangan cuman gara-gara pernikahan kamu yang sebelumnya gagal kamu jadi bersikap dingin begitu, Rey!" Maki Areta pada putranya yang saat ini sedang mengendarai mobilnya.
Rey hanya diam, matanya menatap lurus ke depan menatap jalanan. Tapi, telinganya terpasang mendengarkan kata tiap kata yang di ucapkan sang Ibu.
"Kamu tadi sadar gak sih, ucapan kamu itu bisa bikin Asya dan orang tuanya sakit hati?" Maki Areta lagi sangking kesalnya dengan putranya ini.
"Iya maaf, Mam. Rey cuman mau meralat dan mempertegas ucapan Mami yang sebelumnya," Sahut Rey dengan wajah yang tenang.
"Tapi kan gak harus gitu juga! Mami bilang gitu supaya Asya gak terlalu mikirin tentang pendidikannya ke depan dan masa mudanya! Kamu gak ngerti banget sih!"
"Mam, udahlah. Itu Ken nanti bangun kalau kamu berisik. Mending nanti aja dibahasnya," Ucap Papi Rey yang mencoba menghentikan Istrinya itu yang terus mengomeli anak mereka.
"Iya iya, Pi. Abisnya aku kesel banget sama anak kamu. Semenjak ditinggal cewe sial-" Ucapan Areta terputus kala mendapat teguran dari sang suami lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, You, and Our Baby
Novela JuvenilFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!! Arastasya Viona sebut saja Asya, gadis berparas cantik dan memiliki senyum manis. Di umur yang masih belasan tahun Asya diberi tanggung jawab untuk menjadi istri sekaligus ibu sambung. "Aku dan kamu akan menjadi kita d...