14. Malam Penentuan

34.9K 3.5K 94
                                    

Hai temen-temen 👋
Apa kabarnya kalian semua?
Maaf ya, aku up-nya rada ngaret🤧, bukan rada lagi deng tapi ngaret banget😭.
Tapi yaudah, kan aku udah Update ya...

Sekali lagi aku minta maaf ya baru sempat update, karena kemaren² mau nulis ada aja halangannya🤧🤧 dan baru sempet sekarang.

Kira-kira ada yang nungguin Update-an cerita ini gak si?
Ada gak? Ada gak?

Dah lah ya, cus aja langsung baca?

Tapi, wait! Coba deh drop judul lagu fav kalian, siapa tau kesukaan kita sama, iya kan?

Udah? Yaudah langsung baca😚

Happy Reading!💚



👼👼👼

"Aduh, ketawa banget gue dengernya, Cha," Ucap Asya disela-sela tawanya.

"Ya, udah kali ketawanya! Lagian si Cecil nama tokoh jin di dalem film pake dibawa-bawa segala," Kilah Icha membela dirinya.

Tadi, selepas mereka menghabiskan makanannya Asya mendesak Cecil agar menceritakan kejadian yang berhasil membuat Icha jadi salah tingkah.

Asya tiba-tiba saja menjadi sangat kepo dan setelah mendengarnya dari Cecil, Asya sampai tidak bisa berhenti tertawa. Bahkan dari beberapa siswa di kantin menatap heran pada mereka.

"Jangan salahin gue dong! Itu mah lo aja yang cemburu tapi gengsi," Balas Cecil sambil memutar bola mata jengah.

"Bukan tipe gue, gue bilang!" Ucap Icha dengan tampang songong, kemudian bangkit berniat untuk kembali ke kelas.

"Mana lo?" Tanya Asya yang melihat pergerakan Icha.

"Ke kelas lah, udah mau masuk. Bye!" Jawabnya sambil mengibaskan rambut kemudian berlalu.

"Ya elah, tu chili satu banyak amat gayanya," Gumam Cecil sambil melihat kepergian Icha.

"Heh, udah. Ayok susul si Icha!" Ajak Asya menepuk pundak Cecil.

Mereka berdua pun menyusul Icha yang berjalan lebih dulu.

Kriiingg....

Bel pulang sekolah berbunyi. Asya segera mengemas barang-barangnya, begitu pun siswa yang  lain.

"Pulang naik apa lo, Sya?" Tanya Cecil yang berada di belakang tempat duduk Asya.

"Ayah gue jemput," Jawab Asya tanpa menoleh.

"Guys, gue duluan ya?" Ucap Icha yang membuat Asya dan Cecil beralih melihat Icha yang memasang senyum bodoh.

"Sambet apa lo?" Tanya Cecil cengo.

"Sambet si Jinny lo?" Timpal Asya juga.

"Hhhee... Gak papa lagi mau pulang cepet, mau nyelesain drakor gue yang gantung," Jawabnya dengan cengir kuda.

"Kagak nyoke dulu lo?" Tanya Asya lagi yang hapal dengan kegiatan sahabatnya itu.

"Pere dulu gue, dah ya. Bye-bye!" Ucapnya kemudian berjalan keluar kelas dengan terburu-buru.

Setelahnya Cecil geleng-geleng melihat tingkah Icha yang hari ini sangat aneh. Oh tidak, lebih tepatnya setelah kejadian pada jam istirahat tadi.

Me, You, and Our BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang